Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gayus Tambunan Bersembunyi Dibalik Kompasiana? (Renungan)

21 September 2015   09:08 Diperbarui: 28 September 2015   09:13 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gayus Tambunan, sumber : detik.com"][/caption]

Berita kemunculan GT di sebuah restoran bersama dengan 2 kompasianers heboh beberapa hari ini di kompasiana, semua saling klarifikasi salah satunya DISINI dan adminpun katanya menghapus artikel untuk meredam kehebohan yang terjadi. Tetapi kehebohan tetap berlanjut di sosial media, dan pagi inipun masuk di detik.com http://news.detik.com/berita/3023889/foto-gayus-tambunan-di-restoran-hebohkan-media-sosial

Reaksi pertama penulis adalah miris dan aneh, kenapa?

Pertama penulis ingin menekankan penulis tidak mengenal semua yang berkaitan disini, ini analisa murni berdasarkan artikel2 di kompasiana, baik berita maupun klarifikasi, yang pagi ini semakin sedikit karena terlihat dihapus entah oleh penulis ataupun admin kompasiana. (mudah2an artikel ini lolos dan tidak kena hapus admin, hehe)..

Mari kita semua kompasianers dan admin bersama2 menganalisa respon orang2 yang berkaitan dan merenungkannya:

1. Fakta foto

- Foto itu fakta terjadi pertemuan antara pakde kartono, seorang klien dia yang mirip GT dan 2 kompasianers mb Ifani dan mb Vita. 3 dari 4 orang yang disebutkan mengatakan benar terjadi pertemuan, selain orang mirip GT yang tidak bisa diminta keterangan.

2. Klarifikasi Pakde Kartono DISINI

Pakde kartono mengatakan beliau adalah pengacara yang mengajak kliennya untuk bertemu 2 kompasianers dalam rangka kemungkinan bisnis. Tidak dijelaskan disini kliennya itu siapa... 

termasuk kebetulankah pakde pengacara, dan GT adalah terpidana? kenapa pakde bukan designer grafis, insinyur dll? hehehe... 

malah bilang ini jegal menjegal jelang kompasianival. Emang musuh segitu lihainya sampai bisa cari orang yang mirip GT untuk ngikut pakde dan foto2? hahaha

Ini kasus besar pakde, berurusan dengan hukum di indonesia yang tidak bekerja, ga sebanding dengan kompasianival. Segera munculkan kembali teman yang mirip GT tersebut di media, maka kontroversi akan berhenti.

Bila memang GT, meski saat itu sedang perjalanan ke pengadilan, tetap tidak lucu seorang terpidana bisa bebas jalan2 dan makan2 di restoran !

3. Klarifikasi Mbak Ifani (yang sekarang saya cari di kompasiana sudah hilang artikelnya)

Klarifikasi mbak Ifani, beliau tidak tahu siapa yang diajak pakde kartono, pokoknya tiba-tiba diajak foto dan disebar aja. Dari tulisan2 yang penulis baca di komentar dll, mbak Ifani adalah pegiat anti korupsi.

Sebagai pegiat anti korupsi, bila mb Ifani bila merasa terjebak pakde kartono, seharusnya bukan berdamai dengan pakde melalui artikel klarifikasi dan menelpon bude, tetapi kaget setengah mati kalo orang yang kemarin dia temui ternyata mirip GT, kaget dan sesegera mungkin lapor polisi dan bersedia menjadi saksi untuk menangkap dan membuktikan GT berkeliaran dimana2.

Kenapa? karena bila benar GT berkeliaran dimana2, maka sudah bubarkan saja hukum di indonesia, KPK dibubarkan, kalo perlu negaranya sekalian dibubarkan ! Ngapain bernegara tanpa hukum? Percuma koruptor dll ditangkap, begitu dipidana mereka ternyata sedang jalan2 di mal dan berlibur di hawai atau dubai.

ayo mbak Ifani, maju terus hingga terungkap siapa kemarin yang berfoto dengan mbak.. agak aneh kalo mbak tidak ingin tahu kemarin yang mbak temui itu siapa...

4. Respon Kompasianers dan admin Kompasiana

Sebagian kompasianers kritis dan bertanya, sebagian lagi anehnya terkesan membela pakde kartono meski belum pernah bertemu/mungkin sudah pernah bertemu karena beliau kompasianers senior.

Kompasiana telah berubah menjadi partai politik ! iya partai politik, kenapa? karena baru kenal 3 tahun, sesama anggota sudah ingin mengabaikan kasus besar dan saling menutupi. Padahal ini hanya kenal di dunia maya dan bukan seperti para politikus yang kenal baik sampai saling besanan. Bisa dibayangkan kenapa mereka para politikus kok saling menutupi kesalahan selama ini dan korupsi berakar?

Ternyata kita sami mawon ya dengan para politikus tersebut? hahaha... malu2in deh nulis2 tentang korupsi ternyata begitu kawan sendiri yang tercolek, semua langsung menjadi politikus dadakan yang membela kawan sendiri.

Bagi yang masih kritis, yuk dikawal terus sampai orang yang mirip GT itu muncul !

MUdah2an admins segera menyerahkan bukti2 yang ada ke berwajib, sebagai bukti bahwa GT tidak sedang berlindung di balik kompasiana. Jarang2 kompasiana bisa berperan aktif membongkar kasus sebesar ini lho.. jangan dilepaskan begitu saja.

Penyelesaian kasus ini simple kok, bila pakde kartono tidak mau muncul, maka orang yang kemarin mirip GT itu suruh muncul aja di kantor polisi, bareng dengan GT asli, didudukkan bersandingan dan kita bandingkan bersama, maka selesai perkara bukan? hahaha...

Sekali lagi ini kasus besar, dimana hukum terbukti tidak bekerja, bila tetap semua diam dan tidak ada yang nongol, maka RIP hukum di indonesia..  

Bila yang di foto itu memang ternyata GT yang asli, meski ini bukti kalo hukum kita sekarat, tapi kesempatan ini justru bisa membangunkan gerakan untuk melakukan pertolongan darurat sebelum hukum di indonesia benar2 sudah rest in peace...

Update 28.09.15

- Lapas langsung mengkonfirmasi foto itu 100% Gayus dan memindahkan Gayus ke gunung sindur untuk meredam berita, tidak ada penyelidikan lebih lanjut siapa yang ditemui untuk keperluan apa, dan tidak ada kebijakan mendasar untuk perbaikan lapas

- 2 cewe yang ditemui kabur dari dunia maya (kompasiana) dan nyata, entah kemana tidak ada beritanya? kabur = substansi pertemuan penting dan mungkin menyangkut hukum

- admin kompasiana bungkam dan terdiam, tidak ada upaya untuk membongkar kasus ini lebih lanjut, memilih menjaga nama baik kompasiana, daripada kepentingan bangsa, dengan melindungi 3 kompasianers terkenal yang terkait kejadian ini..

Kesimpulan, hukum kembali mendapatkan pukulan telak karena semua memilih diam dan mendiamkan...

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun