- apakah karena kita memiliki hak, maka kita nantinya boleh bebas berkeliaran di jalan dengan telanjang, karena jelas-jelas hak tiap manusia mau pakai baju atau tidak?
- apakah bila nanti ada sekelompok orang yang saling mencintai maka mereka boleh menikah berkelompok 3-4 orang dst?
Sampai dimanakah kebebasan itu ingin diimplementasikan?Â
Penulis menerima kenyataan dan menghormati adanya komunitas LGBT, menerima dalam arti menyadari bahwa mereka memiliki kelainan genetika dan hormonal yang perlu untuk dikoreksi dan disembuhkan.
Pandangan ini harus disadari dulu, baru ilmuwan dapat meneliti bagaimana caranya menyembuhkan. Dengan pelegalan perkawinan ini, maka artinya ini bukan lagi kelainan yang harus disembuhkan, tetapi justru "kenormalan" yang harus dibanggakan dan disebarluaskan.
Akhir kata, penulis mengajak orang-orang yang masih peduli akan hal ini untuk berani bersuara, bukan malah kebalikannya, karena sensitif, maka kita diam. Karena diam = menyetujui. Semakin disetujui semakin tidak ada solusi dan penelitian untuk membantu LGBT menjadi sembuh, dan peradaban anak cucu kita / manusia di masa mendatang akan terancam dengan kebebasan yang semakin keblabasan..
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H