Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

"Pelangi" Kebebasan yang Kebablasan...

2 Juli 2015   13:38 Diperbarui: 4 Februari 2016   08:50 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- apakah karena kita memiliki hak, maka kita nantinya boleh bebas berkeliaran di jalan dengan telanjang, karena jelas-jelas hak tiap manusia mau pakai baju atau tidak?

- apakah bila nanti ada sekelompok orang yang saling mencintai maka mereka boleh menikah berkelompok 3-4 orang dst?

Sampai dimanakah kebebasan itu ingin diimplementasikan? 

Penulis menerima kenyataan dan menghormati adanya komunitas LGBT, menerima dalam arti menyadari bahwa mereka memiliki kelainan genetika dan hormonal yang perlu untuk dikoreksi dan disembuhkan.

Pandangan ini harus disadari dulu, baru ilmuwan dapat meneliti bagaimana caranya menyembuhkan. Dengan pelegalan perkawinan ini, maka artinya ini bukan lagi kelainan yang harus disembuhkan, tetapi justru "kenormalan" yang harus dibanggakan dan disebarluaskan.

Akhir kata, penulis mengajak orang-orang yang masih peduli akan hal ini untuk berani bersuara, bukan malah kebalikannya, karena sensitif, maka kita diam. Karena diam = menyetujui. Semakin disetujui semakin tidak ada solusi dan penelitian untuk membantu LGBT menjadi sembuh, dan peradaban anak cucu kita / manusia di masa mendatang akan terancam dengan kebebasan yang semakin keblabasan..

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun