Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

"Pelangi" Kebebasan yang Kebablasan...

2 Juli 2015   13:38 Diperbarui: 4 Februari 2016   08:50 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya memang kelainan genetika maupun hormon. Tetapi dengan dilegalkannya hubungan dan pernikahan sesama jenis, membuat hal ini terlihat normal dan baik untuk dilakukan oleh siapapun juga, dan pandangan ini akan mulai diterima sejak anak-anak.

Penulis pernah mendengarkan cerita pembimbing remaja yang mengatakan hampir 40% dari remaja saat ini pernah mencoba hubungan sesama jenis karena keingintahuan mereka ! bukan karena genetika dan hormonal lagi, tetapi karena trend gaya hidup dan keingintahuan yang besar !

Meski angka 40% hanya pendapat pendamping tersebut, karena memang belum ada data resmi. Tetapi jelas bila semua film-film terkenal menampilkan hal ini, buku-buku, media dst menampilkan bahwa perkawinan sesama jenis normal, secara konsisten dan terus menerus maka akan berpengaruh besar terhadap pandangan anak-anak kedepannya.

 

3. Konsep keluarga yang hancur

Berkaitan dengan poin 1, manusia diciptakan untuk membentuk sebuah keluarga. Bagaimana keluarga itu ada bila dengan perkawinan sesama jenis tidak jelas mana ibu dan ayah? dan nantinya mereka menggunakan donor maupun bank telur dan sperma untuk memproduksi anak-anak yang membuat semakin tidak jelas anak siapa dan saudara siapa? Belum kalo ditambah perceraian, maka akan semakin ruwet.

Seiring waktu peradaban manusia akan hancur, karena sudah tidak ada lagi yang namanya keluarga. Tidak ada lagi ibu dan ayah, saudara kandung, dst. Manusia lahir karena "diciptakan" secara paksa dengan science. Dan kecenderungan orientasi seksual mereka jelas akan banyak menyerupai orang tua yang membesarkan mereka.

Tidak lagi keluarga yang menjadi ikatan dan pelindung kuat manusia, semuanya individualistis karena tidak jelas asal-usulnya. Belum lagi genetika yang menjadi kacau balau bila karena donor sperma maka anak-anak seayah menikah.

4. Kebebasan yang semakin tidak jelas batasnya

Bila LGBT mengatakan ini demi kebebasan dan cinta, maupun hak asasi manusia. Penulis ingin bertanya :

- apakah nanti ayah boleh menikah dengan anak, ibu juga boleh menikah dengan anak, pedofil boleh menikah dengan anak-anak, manusia dengan hewan, sesama saudara kandung boleh menikah dst karena saling mencintai?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun