Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Analogi Lampu Merah yang "Mengesahkan" Hukuman Mati?

21 Februari 2015   18:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:46 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14244913601544840959

Narkoba banyak masuk melalui laut, lalu apakah ada solusi lain untuk saat ini selain hukuman mati? jangan mengomel kalo memang tidak bisa menyediakan solusi, sedangkan 50 orang indonesia tiap hari dibunuh oleh mereka ! 18.000 nyawa per tahun dan kita memperjuangkan nyawa 2 orang bali nine??

Yang lebih aneh lagi artikel romo Franz Magnis tanggal 21 Januari 2015 di Kompas koran yang menyatakan bahwa membunuh orang hanya "boleh" dilakukan bila membela diri di pertempuran.

penulis jadi bingung, lho romo, siapa yang memperbolehkan? Tuhan?

lalu apakah kita sekarang tidak sedang dalam pertempuran melawan narkoba?

lalu tidak bolehkah hukuman mati tersebut dikatakan membela diri? membela diri anak-anak bangsa yang mereka bunuh 50 orang per hari?

Beliau dan banyak orang lainnya mengatakan tidak ada efek jera dengan hukuman mati. YUP itu betul tidak ada efek jera untuk gembong narkoba karena mereka sudah gila semua. tetapi harus diakui 100% efek jera terjadi di level KURIR. kurir tidak akan mau lagi bawa narkoba hanya dengan untung beberapa juta ditukarkan dengan kemungkinan hukuman mati. dan tanpa KURIR = perdagangan narkoba tentu akan mati perlahan !

ada yang bisa menjawab fakta kurir ini? dan mengatakan tidak ada efek jera sama sekali?

Maka setelah memahami analogi lampu merah, letak geografis indonesia yang lautnya belum dapat dijaga, dan membunuh karena membela diri diperbolehkan oleh hukum maupun romo Franz,  serta efek jera pada kurir, penulis benar-benar menjadi ragu mengatakan hukuman mati tidak boleh.

karena dengan adanya analogi lampu merah, maka bukan hukuman mati yang terjadi, tetapi mereka memang bunuh diri ! dan kita hanya "membantu" proses mereka yang memang menginginkan kematian tersebut !

bukan lagi HUKUMAN, tetapi pelaksanaan KONSEKUENSI. kita tidak pernah menghukum, mereka yang menerobos lampu merah dan aturan yang menghukum mati diri mereka sendiri.

siapapun yang menolak hukuman mati harus memberikan solusi, bukan jerit2 tidak setuju tapi membiarkan 50 orang setiap hari meninggal. Mereka telah melanggar HAM orang2 yang meninggal setiap harinya. Siapa yang memperjuangkan hak mereka untuk hidup?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun