PUASA DAN HIKMAHNYA TERHADAP KESEHATAN FISIK DAN MENTAL SPIRITUAL
Oleh: An Najmatus Syakib, Anastasia Putri Wardana, Eka Febriana, Fatin Nabila Nadiah, Nova Sari, Sholikh Adhha Ariyani
Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan
e-mail: najmatusa@gmail.com, anastasiapw144@gmail.com, febyna1902@gmail.com, julainiy02@gmail.com, novasari251005@gmail.com, Sholikhadhha@gmail.com
AbstrakÂ
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rasa ingin tahu penulis mengenai berbagai manfaat dan hikmah yang dapat diperoleh dari pelaksanaan puasa. Selain sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah SWT dan untuk meraih pahala yang telah dijanjikan-Nya, puasa juga memberikan berbagai manfaat bagi tubuh, baik dari bidang kesehatan fisik maupun mental. Dari sisi kesehatan fisik, puasa dapat membantu menjaga berat badan, mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol, meningkatkan kesehatan jantung, serta memperkuat daya tahan tubuh. Selain itu, puasa juga berperan dalam mencegah risiko berbagai penyakit. Di sisi kesehatan mental, puasa mampu memberikan ketenangan dan membantu seseorang yang mengalami gangguan mental. Selama menjalankan puasa, seorang muslim dilatih untuk mengontrol dirinya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keseimbangan emosional dan dapat belajar mengontrol diri.
Kata kunci : Puasa, Hikmah, Kesehatan, Fisik dan Psikis
AbstractÂ
This research is motivated by the author's curiosity about the various benefits and wisdom that can be gained from the practice of fasting. In addition to being an act of obedience to Allah SWT commands and to earn the rewards He has promised, fasting also offers numerous benefits for the body, both in terms of physical and mental health. From a physical health perspective, fasting can help maintain weight, control blood pressure and cholesterol levels, improve heart health, and strengthen the immune system. Furthermore, fasting plays a role in preventing the risk of various diseases. On the mental health side, fasting can provide calmness and assist individuals who are experiencing mental disorders. During fasting, a Muslim is trained to control oneself, which ultimately can enhance emotional balance and self-control.
Keywords: Fasting, Wisdom, Health, Physical and Psychological
PENDAHULUAN
Puasa, sebagai rukun Islam yang ketiga, dan merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, masih banyak orang yang belum memahami manfaat dan keistimewaan dari berpuasa. Sebagian besar menganggap puasa hanya sebagai kewajiban ibadah tanpa menyadari dampak positifnya. Padahal, puasa memiliki berbagai manfaat, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Islam mewajibkan umatnya untuk berpuasa agar menjadi muslim yang sehat, bersih, waspada, cerdas, dan penuh energi. Banyak ahli kesehatan juga mengakui manfaat puasa, baik dari segi efeknya terhadap kesehatan tubuh maupun penguatan pikiran. Dengan berpuasa, seseorang dapat mengalami perbaikan pada kondisi fisik dan psikologis, yang secara keseluruhan mendukung kesehatan tubuh. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW, "Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat" (Oktavia Y., dkk, 2023).
Menurut Rahmi (dalam Al Hafiz, 2023), dalam bahasa Arab puasa adalah As-saum atau As-siyam, yang berarti menahan diri. Berpuasa berarti menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan dan minum; nafsu negatif, seperti berbohong; dan perbuatan dosa atau maksiat. Selain itu, puasa juga berarti menahan diri dari mengucapkan kata-kata kotor, menggunjing orang lain, dan perilaku yang dapat membatalkan puasa. Puasa adalah kegiatan yang unik. Kita akan dilatih untuk jujur pada diri kita selama berpuasa, terutama selama bulan Ramadhan. Puasa juga merupakan awal untuk membangkitkan kembali semangat kita yang telah rusak oleh penyakit fisik dan mental.
Menurut Aziz, 2020 (dalam Alisa, FN, & Sulistia, CT, 2023), menyatakan bahwa sebagai salah satu dari lima rukun Islam, berpuasa selama bulan Ramadhan adalah kewajiban. Â Ramadhan bukan hanya waktu untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman, tetapi juga kesempatan untuk berintrospeksi dan memperbaiki diri sendiri. Â Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, kata Allah SWT dalam ayat 183 surah Al-Baqarah. Dalam surat ini, tujuan utama puasa adalah untuk mencapai ketakwaan, atau kesadaran spiritual yang mendalam. Â Ketika melihat hubungan antara puasa dan kesehatan, penting untuk memahami bahwa ajaran Islam seringkali membahas masalah fisik dan mental selain spiritual. Detoksifikasi adalah salah satu hikmah puasa yang paling nyata.Â
Tubuh melakukan proses detoksifikasi alami untuk menghilangkan racun dan zat berbahaya ketika kita menahan diri dari makan dan minum. Â Tujuan utama puasa dalam hal spiritual adalah tazkiyah, atau penyucian jiwa. Puasa, seperti yang ditunjukkan oleh sejumlah penelitian yang dilakukan oleh para ahli, memiliki banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Menahan diri dari lapar dan haus selama waktu yang cukup lama membuatnya baik untuk kesehatan fisik dan dapat membantu mengatasi masalah mental yang dialami beberapa orang. Salah satu cara terbaik untuk membersihkan tubuh dari lemak penyakit dan makanan berbahaya adalah dengan berpuasa. Oleh karena itu, para dokter sepakat bahwa puasa adalah metode pengobatan fisik.
Dari  penjelasan  diatas  dapat dikeatahui bahwa berpuasa memiliki banyak manfaat fisik dan mental.  Selain itu, melakukan ibadah puasa memiliki hikmah karena dapat mencegah kita melakukan hal-hal yang buruk dan tidak baik (Ni'mah, IR, & Hasanah, N. 2024). Oleh karena itu, dalam artikel ini penulis ingin membahas beberapa manfaat, pengaruh, dan hikmah dari melakukan ibadah puasa bagi kesehatan fisik dan mental spiritual.
METODE
Dalam artikel berjudul "Puasa dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Spiritual". Dalam penelitian ini, metode yang penulis gunakan menggunakan metode analisis data yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai jenis data dan informasi. Metode ini dilakukan dengan menganalisis sumber informasi, mengumpulkan sumber literasi, studi kasus, dan menafsirkan sumber data, yang mencakup berbagai jenis informasi dan buku, artikel, dan jurnal.
Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis hikmah dan manfaat dari puasa, dengan takwa sebagai landasan dalam berpuasa dengan mengacu pada ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan puasa, seperti dalam surat Maryam ayat 26. Dalam penelitian, beberapa perbedaan terhadap individu yang berpuasa mengalami berbagai perubahan termasuk perubahan berat badan, tingkat stres, mood, dan kualitas tidur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Puasa
Pengertian Puasa secara bahasa, al-shaum berarti menahan sedang menurut syara' berarti menahan diri dari  segala  yang membatalkan  puasa  mulai  dari  terbitnya  fajar  hingga  terbenamnya matahari dengan niat yang khusus. Puasa  artinya  menahan dan  mencegah  diri  dari  hal-hal  yang  mubah, yaitu berupa makan dan berhubungan dengan suami isteri, dalam rangka mendekatkan diri pada Allah. Dalam  hukum  Islam  puasa  berarti  menahan, berpantang,  atau  mengendalikan  diri  dari makan, minum,  seks,  dan  hal-hal  lain  yang  membatalkan  diri  dari  terbit  fajar  (waktu subuh) hingga terbenam matahari (waktu maghrib).Jadi, pengertian puasa menuju sehat secara syar'i adalah menahan dan mencegah kemauan dari makan, minum. Bersetubuh dengan  isteri,  danyang  semisalnya  sehari  penuh,  dari  terbit  fajar  siddiq  (waktu  subuh) hingga  terbenamnya  matahari  (waktu maghrib),  dengan  tunduk  dan  mendekatkan  diri kepada Allah (Canda, I. M., dkk 2024).
Menurut bahasa, puasa berasal dari bahasa Arab yaitu yang maknanya (menahan). Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Maryam ayat 26 yang mengisahkan tentang Ibunda Nabi Isa yaitu Maryam, ketika diperintahkan untuk menahan diri dari berbicara dengan menggunakan kosakata .
"Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, Sesungguhnya aku telah bernazar Berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini" (Al Hafiz, Zakiyan, dan Pratama, 2023). Dalam kitab Fath-Al Qarib karya Syaikh Al-Imam Al-Alim Al-Allamah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Qasim Asy-Syafi'i puasa merupakan kegiatan menahan dari segala hal yang membatalkan dimulai dari terbitnya matahari hingga tenggelamnya matahari. Puasa dalam perspektif Islam terdiri dari puasa wajib dan puasa sunah. Puasa wajib adalah puasa yang harus dilaksanakan, karena apabila tidak dilaksanakan, maka akan mendapatkan dosa. Puasa wajib terdiri dari Puasa Ramadhan dan Puasa Nadzar.
Sedangkan puasa sunah, berarti tidak harus dilaksanakan namun bagi orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala. Puasa ini terdiri dari puasa Senin dan Kamis, puasa Daud, puasa Ayyamul Bidh, serta puasa Asy-syura (Aqiilah, 2020). Menurut bahasa, puasa memiliki arti menahan diri. Sedangkan menurut istilah yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkannya, selain hanya menahan dari makan dan minum, umat muslim juga seharusnya menahan diri dari perbuatan tercela yakni menggunjing orang lain dan juga berbicara dengan perkataan kotor, mulai dari terbitnya fajar sampai matahari terbenam. Dengan beserta niat dan syarat tertentu.
Aktivitas puasa berarti membuat saluran pencernaan istirahat. Ketika berpuasa, reaksi-reaksi biokimiawi akan berjalan lebih lancar, tidak membahayakan, dan lebih terarah. Pada saat alat pencernaan istirahat, energi yang dibutuhkan diambil dari timbunan lemak dan cadangan karbohidrat, Umat muslim diwajibkan melaksanakan berpuasa pada masa Madinah, pada tahun kedua Hijriyah setelah arah kiblat dipindahkan dari Masjidil Aqsa di Yerusalem ke Ka'bah, Baitullah, Mekkah. Pada waktu itulah Nabi Muhammad SAW menetapkan puasa sebagai ibadah wajib. Dalam agama islam puasa terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu puasa wajib dan sunnah. Umat muslim bisa melakukan ibadah puasa kapan saja selain pada bulan ramadhan yang diwajibkan, banyak sekali ibadah puasa sunnah yang dianjurkan untuk di laksanakan, tetapi perlu diketahui juga bahwa ada hari-hari tertentu dimana umat muslim diharamkan melaksanakan puasa seperti; hari tasyrik dan syawal.
2.Puasa dalam kesehatan
Pengertian kesehatan, Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi kebugaran dan penampilan tubuh, serta harta yang paling berharga yang tidak pernah bisa ditukar dengan apapun. Oleh karena itu, setiap orang tentu mendambakan hidup sehat bahagia dan ingin selalu tampak sehat, bugar, penampilan yang bagus dan awet muda, tidak lekas keriput karena menua. Hal tersebut dapat dirasakan apabila kita pernah sakit.
Menurut definisi yang dirumuskan oleh WHO, kesehatan adalah a state of complete physical, mental and social well being and not merely the absence of disease or infirmity, yaitu keadaan sejahtera fisik, mental, sosial tanpa ada keluhan sama sekali (cacat atau sakit). Dalam UU RI Nomor 23 tahun 1992 kesehatan juga dinyatakan mengandung dimensi mental dan sosial: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Pada dasarnya manusia terdiri dari dua subsistem yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (soma atau badan). Kedua subsistem yang menyatu pada manusia ini tidak dapat dipisahkan satu dan yang lainnya. Jika salah satu mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada bagian yang lain. Dalam dunia kesehatan aktivitas puasa berarti mengistirahatkan saluran pencernaan. Dalam skala makro, puasa akan berdampak pada sel-sel tubuh, dimana reaksi-reaksi biokimiawi berlangsung. Sewaktu alat pencernaan beristirahat, energi yang dibutuhkan diambil dari cadangan karbohidrat dan timbunan lemak. Yang mana, dalam jiwa yang seimbang, reaksi-reaksi biokimiawi berjalan lebih lancar, terarah, dan tidak membahayakan (Hilda, L. 2014).
3.Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Fisik
a.Mengontrol Gula Darah Agar tetap Stabil
Puasa sangat bermanfaat bagi penderita diabetes, yang  mayoritas  adalah  kaum lanjut  usia. Puasa  dapat  membantu  mengurangi resistensi  insulin  dan  kelebihan  gula darah. Hal ini dapat terjadi karena insulin membantu mengontrol gula darah dalam tubuh dengan  membawa  gula  ke  dalam  sel  tubuh  dan  mengubahnya  menjadi  sumber  energi. Dengan  berpuasa, otomatis  konsumsi gula  yang  biasa  dilakukan  akan  mengalami penurunan.  Hal  inilah  yang  membuat  puasa  bisa  menjadi  salah  satu  terapi  dalam melakukan kontrol gula darah.
b.Meningkatkan Kesehatan Jantung
Potensi  terkena  serangan  jantung  yang  lebih  rendah berdasarkan penelitian membuktikan  dimiliki  oleh  mereka  yang berpuasa  secara  teratur.  Hal tersebut terjadi karena pada saat berpuasa secara teratur akan membuat tubuh beradaptasi dengan salah satu caranya adalah lemak akan dijadikan sumber utama tubuh. Dengan begini, kolesterol di dalam tubuh akan berkurang dan mengurangi risiko penyakit jantung.
c.Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Puasa  di  bulan  Ramadhan  kurang  lebih  satu  bulan  kita  menjalaninya.  Hal itu memicu proses regenerasi sistem kekebalan tubuh menjadi lebih baik lagi pada orang di berbagai kalangan usia.
d.Mengurangi Peradangan
Puasa  juga  dapat  mengurangi  peradangan  pada  tubuh.  Peradangan pada tubuh merupakan hal yang wajar saat sistem imun sedang melawan infeksi. Peradangan yang terus berlanjut akan berujung pada penyakit lain dan juga membuat merasa tidak nyaman.
e.Meningkatkan Fungsi Otak
Lapar dan haus pada saat berpuasa justru memicu pertumbuhan neuron (sel saraf) baru  di  otak.  Oleh  karena  itu,  dapat  membantu meningkatkan  fungsi  otak,  termasuk melindungi otak dari risiko Penyakit Alzheimer dan Parkinson bagi lansia. Puasa selama sebulan penuh juga dapat membentuk jalur jaringan baru di otak yang berkontribusi pada perkembangan biologis, psikologis, dan fungsional (Damayanti, R., & Norayni, T. 2023).
4.Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Psikis (kejiwaan)Â
Menurut Nuraini, N. dkk (2023) Menyatakan bahwa Ibadah  puasa  memiliki  banyak  manfaat,  diantaranya  bagi  kesehatan  fisik  dan psikis, manfaat  untuk  kesehatan  fisik  yaitu:  mencegah  penyakit  jantung, penambahan sel darah putih, menghindari penyakit kanker,   menghindari  penyakit diabetes, mengurangi kecanduan merokok, sedangkan  manfaat  bagi  kesehatan  psikis  antara  lain: meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, memupuk   kepedulian sosial, meredam marah, meningkatkan kecerdasan.
Puasa merupakan sarana yang efektif untuk merenovasi jiwa-jiwa yang hamper terperosok ke dalam lubang-lubang keingkaran, mensucikan diri dari lumuran dosa-dosa jahiliyah. Dengan kata lain, puasa yang tepat akan bisa mengangkat seseorang yang telah berkubang dalam maksiat menuju fitrahnya sebagai manusia itu sendiri. Selain hukumnya wajib, puasa juga dapat menjadi sarana latihan agar mampu mengendalikan diri, menyesuaikan diri, serta sabar terhadap dorongan-dorongan atau impuls-impuls agresivitas yang datang dari dalam diri. "Ini (merupakan) salah satu hikmah puasa di bidang kesehatan jiwa," kata Dadang Hawari.
Menurut Dadang Hawari 1995 (dalam Rahmi, A. (2015) Menyatakan bahwa dalam setiap diri manusia terdapat naluri berupa dorongan agresivitas yang bentuknya bermacam-macam, seperti agresif dalam arti emosional, contohnya mengeluarkan kata-kata kasar, tidak senonoh dan menyakitkan hati (verbal abuse). Salah satu ciri jiwa yang sehat adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri. Pengendalian diri atau self control amat penting bagi kesehatan jiwa sehingga daya tahan mental dalam menghadapi berbagai stress kehidupan meningkat karenanya. Saat berpuasa, kita berlatih kemampuan menyesuaikan diri terhadap tekanan tersebut, sehingga kita menjadi lebih sabar dan tahan terhadap berbagai tekanan.
Ditinjau secara ilmiah, puasa dapat memberikan kesehatan jasmani maupun rohani.  Hal ini dapat dilihat  dari  beberapaa  hasil penelitian  yang  dilakukan  para pakar.  Penelitian  Nicolayev,  seorang  guru besar  yang  bekerja  pada  lembaga psikiatri  Moscow (the  Moskow  Psychiatric  Institute), mencoba  menyembuhkan gangguan  kejiwaan  dengan  berpuasa.  Dalam  usahanya  itu,  ia menterapi  pasien sakit  jiwa  dengan  menggunakan  puasa  selama  tiga  puluh  hari.  Nicolayev mengadakan penelitian eksperimen  dengan  membagi  subjek  menjadi  dua kelompok sama besar, baik usia maupun berat ringannya penyakit yang di derita. Kelompok  pertama  diberi  pengobatan  dengan  ramuan  obat-obatan.  Sedangkan kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Dua kelompok tadi dipantau  perkembangan  fisik  dan  mentalnya  dengan  tes-tes  psikologis.Â
Dari  ekperimen tersebut diperoleh hasil yang sangat bagus, yaitu banyak pasien yang tidak  bisa  disembuhkan  dengan  terapi mendidik, ternyata  bisa  disembuhkan dengan  puasa.  Selain  itu  kemungkinan  pasien  tidak  kambuh  lagi  selama  6  tahun kemudian ternyata tinggi,. Lebih dari separuh pasien tetap sehat. Sedangkan  penelitian yang di lakukan Alan Cott Square,  New  York juga menemukan hasil sejalan dengan penelitian Nicolayev. Pasien sakit jiwa ternyata bisa sembuh dengan terapi puasa.
Ditinjau dari segi penyembuhan kecemasan, dilaporkan oleh Alan Cott, bahwa penyakit seperti susah tidur, merasa rendah diri, juga dapat disembuhkan dengan puasa. Percobaan psikologi membuktikan bahwa puasa  mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Hal ini dikaitkan dengan prestasi belajarnya. Ternyata  orang-orang  yang  rajin berpuasa  dalam  tugas-tugas kolektif memperoleh skor jauh lebih tinggi dengan orang yang tidak berpuasa (Halid, W. (2023).
KESIMPULANÂ
Puasa memiliki hikmah yang mendalam dan juga manfaat yang luas. Mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual. Secara fisik, puasa dapat membantu dalam menjaga kesehatan tubuh melalui pengendalian gula darah, peningkatan kesehatan jantung, regenerasi sistem imun, dan pencegahan penyakit. Secara mental, puasa dapat mendukung ketenangan jiwa, pengendalian emosi, dan peningkatan kemampuan adaptasi terhadap tekanan hidup. Dan secara spiritual, puasa dapat melatih ketakwaan, introspeksi diri, serta penyucian jiwa, sehingga membantu individu menjadi lebih baik secara holistik. Dengan demikian, puasa tidak hanya berfungsi sebagai ibadah, tetapi juga sebagai terapi kesehatan jasmani dan rohani.
Â
REFERENSI
Al Hafiz, D., Abid, M. ', Zakiyan, F., & Pratama, M. H. (2023). Dampak Puasa untuk Kesehatan Mental dan Fisik. Journal Islamic Education, 1(3), 811. https://maryamsejahtera.com/index.php/Education/index
Amalia, A. L., Hegemur, H. D., & Al-Mumtazah, Y. N. (2023). Keterkaitan Antara Puasa dan Kesehatan Mental bagi Masyarakat dalam Perspektif Islam. Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya, 2(6), 799-808.
Damayanti, R. (2023). Peran Puasa Untuk Kesehatan Bagi Usia Lanjut. Jurnal Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, Volume 1, 951--961. https://maryamsejahtera.com/index.php/Religion/article/view/804%0Ahttps://maryamsejahtera.com/index.php/Religion/article/download/804/709
Hadi, W. A., & Stefanus Lukas. (2024). Seroja Husada. Seroja Husada Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(5), 372--383. https://doi.org/10.572349/verba.v2i1.363
Halid, W. (2023). Puasa Dan Kesehatan Mental (Psikologi Konseling). Al-INSAN Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, 3(2), 33-47.
Hilda, L. (2014). Puasa dalam Kajian Islam dan Kesehatan. HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 53--62. http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/245/1/Lelya Hilda.pdf
Laqueena, A., Defiansy, A. H., Yasmin, H., & Al-Mumtazah, N. (2023). Keterkaitan Antara Puasa dan Kesehatan Mental bagi Masyarakat dalam Perspektif Islam. Jurnal Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 1(6), 799--808. https://maryamsejahtera.com/index.php/Religion/index
Ni'mah, I. R., & Hasanah, N. (2024). Manfaat Dan Hikmah Puasa Terhadap Tubuh Dan Mental Dalam Perspektif Kesehatan. Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 3(3), 772-781.
Nur, F., Cieca, A., & Sulistia, T. (2023). Hikmah dan Manfaat Puasa Bagi Kesehatan. Jurnal Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 1(6), 1251--1261. https://maryamsejahtera.com/index.php/Religion/index
Nuraini, N. S., Asari, F. A., Nur'aini, R., & Habibah, S. S. (2023). Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Tubuh Dan Mental Dalam Islam. JIS: Journal Islamic Studies, 1(2), 235--241.
Oktavia, Y., Septina, E. M., Putri, Y., Handayani, S., Anggraini, V., Alfajar, T., Kasda, T., & Setiawan, A. (2023). Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Mental. Proceeding Conference on Psychology and Behavioral Sciences, 2(1), 82--85. http://proceedings.dokicti.org/index.php/CPBS/index
Rahmi, A. (2015). Puasa dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Spiritual. Jurnal Studi Penelitian, Riset Dan Pengembangan Pendidikan Islam, 3(1), 89--106.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H