Mohon tunggu...
Annafs Nur Afifah
Annafs Nur Afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ENFJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Puisi Anak, Media Asyik Tanamkan Rasa Cinta Tanah Air

6 Desember 2024   20:29 Diperbarui: 6 Desember 2024   20:31 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir-akhir ini, rendahnya tingkat literasi di kalangan generasi muda Indonesia menjadi persoalan yang banyak diperbincangkan. Menurut laporan Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, Indonesia menempati peringkat keenam di Asia Tenggara dalam kemampuan membaca (literasi) siswa berusia 15 tahun. Rata-rata skor membaca siswa Indonesia adalah 359 poin, lebih rendah dibandingkan skor yang dicapai oleh Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Selain itu, data UNESCO mengungkapkan bahwa tingkat minat baca masyarakat Indonesia hanya mencapai 0,001, yang artinya hanya satu dari 1.000 orang yang mempunyai kebiasaan membaca. Ini menjadi masalah serius bagi kalangan generasi muda Indonesia. Apalagi permasalahan literasi ini mempunyai kaitan yang erat dengan fenomena memudarnaya rasa nasionalisme di kalangan generasi muda. Dengan kurangnya minat dalam membaca, anak muda Indonesia cenderung tidak mempunyai pemahaman yang mendalam tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur bangsanya. Akibatnya, mereka sangat mudah terpengaruh oleh budaya asing dan produk luar yang seringkali dianggap lebih menarik. 

Kepala Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM. Dr. Heri Santoso, menyatakan bahwa masyarakat saat ini cenderung mulai melupakan memori tentang kehidupan berbangsa. Salah satu tandanya adalah banyak generasi muda yang tidak lagi menghafal lagu-lagu perjuangan. Bahkan banyak generasi muda yang tidak hafal teks Pancasila. Ditemukan kasus di tiga SMA di Yogyakarta, dari 100 siswa yang diminta untuk menulis teks Pancasila secara lengkap dan berurutan tidak ada satupun yang menghafalnya dengan benar. Hal ini tentu sangat memprihatinkan bagi keberlangsungan hidup bangsa Indonesia. Dengan demikian, menanamkan rasa cinta tanah air atau nasionalisme sejak dini menjadi hal yang sangat penting. Hal ini menjadi bentuk cinta dan penghormatan terhadap bangsa sendiri. Salah satu cara efektif untuk menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme pada generasi muda adalah melalui sebuah karya sastra. 

Salah satu karya sastra yang dapat dijadikan media dalam memupuk rasa cinta tanah air adalah puisi anak. Puisi mempunyai keistimewaan sebagai bentuk karya sastra yang singkat, penuh makna, dan mudah dipahami sehingga cocok digunakan sebagai media dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda. Dengan bahasa yang sederhana dan penuh imajinasi, puisi dapat memperkenalkan kekayaan budaya, keindahan alam, dan perjuangan para pahlawan bangsa kepada para generasi muda. Sebagai contohnya, puisi karya Chairil Anwar yang berjudul Aku. Chairil Anwar merupakan penyair Indonesia yang mempunyai jiwa nasionalisme sangat tinggi. Puisi berjudul Aku ciptaan nya menceritakan tentang bagaimana sosok aku yang gigih dengan semangat tinggi untuk membebaskan diri dari penjajahan. Dengan tekad yang kokoh, sosok aku tidak gentar dalam menghadapi berbagai tantangan yang menghadang. Selain puisi bersajak "Aku" karya Chairil Anwar, puisi karya W.S Rendra dengan sajak "Dongeng Pahlawan" juga menggambarkan nilai nasionalisme. Puisi tersebut mengajarkan bahwa nasionalisme dalam diri kita dapat diwujudkan melalui kesadaran akan pentingnya rasa cinta tanah air dalam kehidupan berbangsa. 

Ketika puisi dikenalkan pada anak-anak, karya ini dapat menjadi sarana efektif dalam menanamkan nilai-nilai luhur dan memupuk rasa cinta tanah air. Mengenalkan nilai-nilai nasionalisme sejak dini dapat menjadi pondasi penting bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang mencintai bangsa dan budayanya. Puisi anak tentu mempunyai ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan puisi bagi orang dewasa. Dengan bahasa yang sederhana, ritme yang menarik, dan juga tema yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari menjadikan puisi anak lebih mudah dipahami dan disenangi. Melalui puisi, anak-anak dapat memahami gambaran tentang sejarah, budaya, atau keindahan alam Indonesia. Contohnya, puisi yang menggambarkan keindahan dari alam Indonesia dapat memperkenalkan kekayaan nusantara pada anak-anak, seperti gunung, hutan, dan pantai yang menjadi kebangaan bangsa Indonesia. Misalnya, seperti pada potongan bait puisi di bawah ini.

"Indonesia negeri elok nan luas,

Sawah hijau membentang luas tak terbatas,

Laut biru tempat ikan bermain-main,

Kekayaan alam Indonesia tiada lain."

Dengan puisi semacam ini, anak-anak dapat diajak untuk mengenal dan mencintai kekayaan alam milik bangsa sejak dini. Dalam menanamkan rasa cinta tanah air pada Indonesia, puisi anak tentunya juga dapat digunakan untuk memperkenalkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia loh. Bagaimana kisah dari para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan ini dituangkan dalam puisi yang mudah dimengerti oleh anak-anak. Puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan tentunya mudah dipahami oleh anak-anak. Nah, dibawah ini merupakan contoh puisi perjuangan pahlawan bangsa. 

"Dahulu, pahlawan bangsa angkat senjata,

Melawan para penjajah yang buat sengsara,

Kini bersama jaga bangsa kita,

Dengan penuh cinta dan karya nyata."

Puisi seperti ini menjadi media yang efektif untuk anak-anak dalam mengajarkan keberanian, pengorbanan, dan rasa cinta tanah air pada bangsa. Melalui untaian kata yang indah dan sederhana, anak-anak tidak hanya mendengar sejarahnya saja, tetapi juga diajak menghayati makna perjuangannya. 

Dalam upaya menumbuhkan rasa cinta tanah, puisi anak menjadi media yang efektif. Melalui kata-kata yang sederhana namun penuh makna, puisi dapat menyentuh hati dan menginspirasi anak-anak untuk lebih mengenal dan mencintai tanah air mereka. Nah, berikut ini beberapa strategi dalam menjadikan puisi sebagai media menumbuhkan cinta tanah air.

Strategi Menjadikan Puisi Anak sebagai Media Menumbuhkan Cinta Tanah Air

  1. Mengenalkan Puisi Sejak Dini

Orang tua dapat membacakan puisi sederhana dengan tema cinta tanah air sebelum tidur atau pada saat waktu luang. Ini menjadi cara yang efektif untuk menanamkan rasa bangga terhadap bangsa Indonesia.

  1. Mengintegrasikan Puisi ke Dalam Kurikulum Sekolah

Sekolah menjadi tempat ideal bagi anak untuk memperkenalkan puisi anak. Guru dapat menjadikan puisi sebagai bagian dari pembelajaran.

  1. Mengadakan Lomba Puisi Bertema Kebangsaan

Lomba puisi ini dapat menjadi wadah bagi anak-anak untuk menumbuhkan kreativitas dan rasa cinta tanah air mereka pada bangsa Indonesia. Dengan begitu, anak-anak akan lebih memahami pentingnya menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri mereka.

  1. Membangun Kebiasaan Membaca Dan Menulis Puisi

Kebiasaan membaca dan menulis adalah pondasi untuk meningkatkan literasi anak. Dengan begitu, anak-anak dapat mengenal sejarah, budaya, dan identitas bangsa. Membiasakan anak-anak untuk membaca dan menulis puisi akan membantu mereka dalam memahami nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta tanah air.

Puisi anak tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan literasi anak, tetapi juga membangun rasa kebangsan dan cinta tanah air sejak dini. Dengan bahasa yang sederhana, imajinatif, dan juga menyenangkan pastinya puisi mampu memperkenalkan nilai-nilai nasionalisme kepada anak-anak. Melalui puisi yang sederhana dan penuh makna, tentunya anak-anak dapat mengenal beragam kekayaan budaya, keindahaan alam, serta perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Puisi anak dengan tema kebangsaan dapat digunakan untuk mengajarkan pada anak-anak tentang nilai-nilai nasionalisme dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Nah, dengan berbagai pendekatan yang dilakukan, anak-anak generasi muda Indonesia diharapkan dapat tumbuh dengan penuh rasa cinta terhadap bangsa, budaya, dan sejarah Indonesia. Selain itu, melalui puisi anak ini dapat meningkatkan literasi serta memperkuat rasa nasionalisme generasi muda Indonesia.

Referensi : 

Gumelar, P. C., & Santosa, S. (2021). Analisis Tingkat Imajinasi Anak dalam Penulisan Puisi Anak. Jurnal PGMI STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara, 2(4), 320--329.

Sagala, L. H. B., Faradilla, F. ., Ramadhan, A. A. ., Amaliaputri, A. W. ., & Sakre, T. (2023). PELATIHAN PENINGKATAN RASA NASIONALISME SISWA KELAS 4 DAN 5 MELALUI KEGIATAN MENGARANG PUISI. COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 32-37. https://doi.org/10.51878/community.v3i2.2573

Santoso, G., Salma Sabika, Silma Kafia Elsaif, & Chantika Mukti Ardi. (2023). Telaah Implementasi Lagu Daerah dan Lagu Nasional Republik Indonesia. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(3), 95--105. https://doi.org/10.9000/jpt.v2i3.315

Tresnayani, N. P. P., Artawan, G., & Sudiana, I. N. (2022). Analisis Struktur Pembangun Dan Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Puisi Senandung Puja Anak Bangsa Karya I Komang Warsa, DKK. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, 11(2), 154--167. https://doi.org/10.23887/jurnal_bahasa.v11i2.965

Wijayanti, D. M., & Ibda, H. (2023). Pembelajaran Sastra Anak Berbasis Kearifan Lokal Indonesia: Tinjauan Literatur Sistematis. As Sibyan: Jurnal Kajian Kritis Pendidikan Islam Dan Manajamen Pendidikan Dasar, 6(2), 64--89. https://doi.org/10.52484/as_sibyan.v6i2.437

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun