Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Empat Fase Menopause dalam Kehidupan Seorang Wanita

11 November 2022   13:59 Diperbarui: 12 November 2022   21:26 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahap pramenopause | Foto: ASphotofamily/Freepik

Dalam artikel “3 Hal Penting yang Perlu Anda Ketahui tentang Perimenopause”, saya mengulas apa itu perimenopause, pada usia berapa seorang wanita mengalami perimenopause, dan gejala-gejala perimenopause.

Setelah artikel tersebut diunggah, ada yang bertanya mengapa saya menggunakan kata “Anda” pada judul. Bukankah menopause hanya dialami oleh wanita pada akhir usia 40-an?

Pertanyaan itu tidak salah. Kebanyakan wanita memasuki fase perimenopause antara usia 45 hingga 55 tahun.

Namun, satu dari 100 wanita mungkin mengalami gejala perimenopause pada usia 30-an. Bahkan, satu dari 1.000 wanita mungkin mengalaminya pada usia remaja dan 20-an. Ini dikenal sebagai “menopause dini”.

Seorang wanita muda yang memiliki pengetahuan tentang menopause, akan lebih siap jika ia mengalami gejala menopause dini. Setidaknya, ia akan segera berkonsultasi ke dokter.

Perlukah kaum pria memiliki pengetahuan tentang menopause? Menurut saya, sangat perlu.

Pada setiap fase menopause, seorang wanita menghadapi kondisi fisik, emosional, dan mental yang berbeda. Pria yang memiliki pengetahuan tentang menopause akan lebih memahami isteri, ibu, saudara, rekan kerja, atau sahabat yang sedang menjalani proses panjang itu.

Melansir Lane Regional Medical Center (LRMC), kesehatan reproduksi wanita mengalami banyak perubahan sepanjang hidupnya. Dari menstruasi pertama, melalui tahun-tahun subur, sampai pascamenopause, hormon mengalami perubahan besar, membuat setiap fase berbeda. Secara keseluruhan, siklus kesehatan reproduksi wanita dapat dibagi menjadi empat fase. [1]

Pertama, Fase Pramenopause

Tahap pramenopause | Foto: ASphotofamily/Freepik
Tahap pramenopause | Foto: ASphotofamily/Freepik

Banyak orang mengira fase pramenopause sama dengan perimenopause. Sesungguhnya, secara teknis, keduanya memiliki arti yang berbeda.

Menurut LRMC, dalam fase pramenopause, seorang wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur, berada di tahun-tahun subur utama, dan tidak memiliki gejala menopause yang nyata. Seorang wanita berada dalam fase pramenopause sebelum memasuki perimenopause.

Berkaca pada pengalaman di masa remaja, menurut saya, istilah “siklus menstruasi yang teratur” tidak selalu tepat. Sejak remaja, siklus menstruasi saya jarang teratur.

Situs healthline.com mendefinisikan pramenopause sebagai saat seorang wanita tidak memiliki gejala perimenopause. Ia masih mengalami menstruasi – baik itu teratur atau tidak – dan dianggap berada di tahun-tahun reproduksi. Beberapa perubahan hormonal mungkin terjadi, tetapi tidak ada perubahan nyata dalam tubuhnya. [2]

Beberapa wanita mungkin mengalami premenstrual syndrome (PMS) seperti perubahan suasana hati; merasa kesal, cemas atau mudah tersinggung; kelelahan atau kesulitan tidur; kembung atau sakit perut; sakit kepala; jerawatan; rambut berminyak; dan perubahan nafsu makan menjelang menstruasi. [3]

Mengenang masa muda, PMS yang paling sering saya rasakan adalah perubahan suasana hati. Saya bisa menjadi pemarah pada satu saat dan merasa sangat sedih pada saat berikutnya.

Gangguan fisik yang paling sering saya rasakan adalah sakit kepala dan sakit perut. Terkadang, saya terpaksa mengajukan cuti dari pekerjaan karena sakit perut hingga kram.

Kedua, Fase Perimenopause

Tahap perimenopause | Foto: cookie_studio/Freepik
Tahap perimenopause | Foto: cookie_studio/Freepik

Menurut Kantor Kesehatan Wanita (OWH) Amerika, perimenopause adalah transisi panjang menuju menopause. Menopause adalah waktu ketika menstruasi seorang wanita berhenti secara permanen dan ia tidak bisa hamil lagi. [4]

Saat tubuh seorang wanita bertransisi ke menopause, kadar hormonnya dapat berubah secara acak, menyebabkan gejala menopause yang tak terduga. Selama transisi ini, jumlah hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium, berkurang.

Siklus menstruasi menjadi tidak teratur karena ia mungkin tidak berovulasi setiap bulan. Siklus menstruasi mungkin menjadi lebih lama atau lebih pendek dari biasa.

Meskipun kesuburan dan kemungkinan reproduksi berkurang, seorang wanita masih bisa hamil selama fase perimenopause. Ia masih mungkin berovulasi, atau melepaskan sel telur, pada saat-saat tertentu.

Tetapi, tidak mungkin mengetahui dengan pasti kapan seorang wanita akan berovulasi. Karena itu, jika ia tidak ingin hamil, ia harus terus menggunakan alat kontrasepsi hingga 12 bulan setelah menstruasi terakhirnya. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang hal ini.

Pada fase ini, seorang wanita mungkin memiliki siklus menstruasi yang sangat panjang atau pendek. Menstruasinya mungkin lebih berat atau lebih ringan dari sebelumnya. Banyak juga yang mengalami hot flash dan gejala menopause lainnya selama masa transisi ini.

Fase perimenopause dapat berlangsung dari dua hingga delapan tahun sebelum menstruasi berhenti secara permanen. Bagi kebanyakan wanita, transisi menuju menopause berlangsung sekitar empat tahun.

Tanda bahwa seorang wanita telah mencapai menopause adalah setelah setahun penuh sejak menstruasi terakhir. Ini berarti ia tidak mengalami pendarahan, termasuk bercak, selama 12 bulan berturut-turut. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fase perimenopause, silakan klik utas ini.

Ketiga, Fase Menopause

Tahap menopause | Foto: stefamerpik/Freepik
Tahap menopause | Foto: stefamerpik/Freepik

Seorang wanita dikatakan sudah berada di fase menopause, jika ia sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Ovarium telah berhenti bekerja sepenuhnya dan tidak lagi melepaskan sel telur. Periode 12 bulan tersebut adalah fase menopause.

OWH mencatat, usia rata-rata menopause di Amerika Serikat adalah 52 tahun, dengan rentang antara 45 tahun hingga 58 tahun. Sementara BBC.com mencatat, rata-rata wanita Indonesia mengalami menopause pada usia 51 tahun. [5]

OWH juga mengingatkan bahwa kehamilan dapat menunda menopause. Dengan demikian, wanita yang tidak pernah melahirkan, mungkin mengalami menopause lebih cepat dibanding wanita yang pernah melahirkan.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan seorang wanita mengalami menopause hingga dua tahun lebih awal dibanding wanita yang tidak merokok. [6]

Pada fase menopause, gejala-gejala yang dialami saat perimenopause masih berlangsung. Beberapa wanita juga mengalami sakit kepala dan migrain, perubahan bentuk tubuh dan kenaikan berat badan, serta nyeri sendi. [7]

Penelitian juga menunjukkan bahwa produksi hormon estrogen dan progesteron membantu rambut tumbuh lebih cepat dan tetap berada di kepala untuk waktu yang lebih lama, menurun. Penurunan produksi kedua hormon ini dapat mengakibatkan kerontokan dan membuat rambut menipis. [8]

Seperti fase perimenopause, gejala menopause juga bervariasi dari orang ke orang. Ada yang hanya mengalami sedikit gejala ringan. Ada yang mengalami gejala yang lebih serius pada tingkat yang parah sehingga memengaruhi aktivitas dan kualitas hidup sehari-hari.

Gejala menopause yang paling mengganggu saya adalah menurunnya daya ingat. Saya menjadi lebih pelupa.

Saya berusaha mengatasinya dengan tetap aktif secara sosial dan mental, bergabung dalam komunitas dan menunda pensiun. Saya juga membuat catatan untuk membantu saya mengingat hal-hal penting.

Keempat, Fase Pascamenopause

Tahap pascamenopause | Foto: rawpixel/Freepik
Tahap pascamenopause | Foto: rawpixel/Freepik

Melansir clevelandclinic.org, fase pascamenopause adalah waktu setelah seorang wanita mengalami menopause. Dalam fase pascamenopause, seorang wanita sudah tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 12 bulan berturut-turut.

Pada fase ini, sebagian wanita merasakan gejala menopause menjadi lebih ringan atau hilang sama sekali. Namun, sebagian lagi mungkin terus mengalami gejala menopause selama satu dekade atau lebih setelah menopause.

Saat ini, saya berada dalam fase pascamenopause. Saya mulai membiasakan diri mendengar komentar, “badanmu kok tambah melar?” Selain itu, rambut saya mulai rontok, menipis, dan berminyak.

Secara perlahan tetapi pasti, berat badan saya bertambah. Seiring dengan itu, bentuk tubuh juga berubah. Sebuah penelitian menjelaskan bahwa perubahan hormon membuat tubuh menyimpan lebih banyak lemak dan kurang efisien dalam membakar kalori. [9]

Melansir healthline.com, ketika kadar estrogen dan progesteron menurun, rambut rontok lebih cepat dan tumbuh lebih lambat, sehingga terlihat lebih tipis. Penurunan hormon ini juga memicu peningkatan produksi hormon androgen. Androgen mengakibatkan kerontokan rambut di kepala. [10]

Situs invisiblyme.com menjelaskan, kelenjar sebaceous mengeluarkan pelumas berminyak yang disebut sebum. Saat rambut menipis, jumlah rambut yang menyerap sebum berkurang. Hal ini mengakibatkan rambut terlihat berminyak. [11]

Wasana Kata

Pengetahuan tentang 4 fase menopause dalam kehidupan seorang wanita membuat pria lebih memahami ibu, rekan kerja, sahabat, dan terutama, pasangan mereka. Dengan demikian, ia dapat memberikan dukungan yang tepat pada setiap fase.

Bagi wanita muda, pengetahuan tentang 4 fase menopause memampukannya mempersiapkan diri untuk menyongsong setiap fase. Ia juga dapat memberi dukungan kepada ibu, kakak, rekan kerja, atau sahabat yang sedang menjalani fase yang belum dilaluinya.

Bagi wanita yang sedang dalam masa perimenopause/menopause menuju pascamenopause, pengetahuan tentang 4 fase menopause dapat menjadi dukungan yang sangat membantu, terutama jika ia mengalami gejala yang parah dan masa sulit pada fase tertentu.

Demikianlah ulasan tentang 4 fase menopause dalam kehidupan seorang wanita. Terima kasih sudah membaca.

Jakarta, 11 November 2022

Siska Dewi

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10, 11

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun