Bacaan Injil yang diwartakan dalam Ibadat ini adalah perikop Markus 16:9-20. Dalam Markus 16:15, Yesus meminta para murid untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil kepada segala makhluk.
Artinya, Injil perlu diwartakan bukan hanya kepada manusia, melainkan kepada semua makhluk, termasuk hewan. Bagaimana cara mewartakan Injil kepada hewan?
Injil sendiri berarti kabar gembira. Kita dapat mewartakan kabar gembira itu dengan mencintai semua makhluk sebagaimana adanya.
Mencintai sebagaimana adanya berarti merawat dan memelihara sebaik mungkin, bukan merusak, atau bahkan bertindak semena-mena terhadap mereka.
Pastor Kepala Paroki, Celsius Mayabubun, MSC mengatakan bahwa beliau mengalami ibadat pemberkatan hewan ini sebagai pengungkapan iman tentang Allah yang memperhatikan dan memelihara ciptaan-Nya, melalui ciptaan-Nya yang segambar dan serupa dengan-Nya yaitu manusia.
Beliau mengutip Injil Matius 6:26 yang berbunyi, “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.”
Allah Bapa terus memelihara hewan ciptaan-Nya, memberi makan kepada mereka melalui kita, ciptaan-Nya yang mulia di antara ciptaan lainnya. Ibadat ini mau mengingatkan bahwa kita adalah sesama bagi orang lain tetapi juga adalah sesama bagi ciptaan lainnya.
Kita diingatkan untuk terus menghidupi panggilan dan perutusan menjadi sesama bagi hewan-hewan peliharaan dengan merawat dan memberi makan kepada mereka dengan penuh kasih.
Allah Bapa terus menunjukkan kasih kepada hewan ciptaan-Nya melalui manusia yang diberi tanggungjawab untuk bersama Allah Bapa memelihara alam ciptaan-Nya. Ibadat pemberkatan mengingatkan kita untuk terus menjadi sesama yang baik bagi semua ciptaan lainnya, sehingga ibadat semacam ini perlu terus dilaksanakan.
Jakarta, 19 Oktober 2022