Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Langkah Menuju Pensiun Bahagia

30 Agustus 2022   23:11 Diperbarui: 31 Agustus 2022   21:28 3608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pensiunan yang tidak berhenti belajar | sumber foto: tima-miroshnichenko/pexels

Sementara hasil penelitian Merrill Lynch dan Age Wave menemukan bahwa para pensiunan merasa lebih bahagia “membantu orang yang membutuhkan” ketimbang “menghabiskan uang untuk diri sendiri”.

Dengan menyumbangkan uang atau menjadi sukarelawan, mereka merasa hidup lebih bermakna serta lebih sehat dan bahagia.

Sebagian besar teman saya setuju bahwa masa pensiun perlu diisi dengan kegiatan bermakna. Kegiatan mereka mencakup mulai dari menjadi guru sekolah bina iman, mendampingi komunitas anak muda, hingga melayani sesama lansia.  

Keempat, Jangan Berhenti Belajar

Ilustrasi pensiunan yang tidak berhenti belajar | sumber foto: tima-miroshnichenko/pexels
Ilustrasi pensiunan yang tidak berhenti belajar | sumber foto: tima-miroshnichenko/pexels
Para ahli percaya bahwa mempelajari hal-hal baru dapat membantu Anda untuk tetap aktif secara mental. Melatih otak dapat mencegah penurunan kognitif dan mengurangi risiko demensia.

Menurut Healthbeat newsletter dari Harvard Medical School, menantang otak dengan latihan mental diyakini dapat mengaktifkan proses yang membantu menjaga sel-sel otak individu dan merangsang komunikasi di antara mereka. [6]

Kini, ada cukup banyak komunitas pensiunan yang memfasilitasi para anggotanya untuk mempelajari hal-hal baru sesuai bidang minat masing-masing. Sebagai contoh, Komunitas Fifty Plus. Para anggota, yang sebagian besar sudah pensiun, belajar menulis, fotografi, berkebun, berlatih meditasi hingga berinvestasi.

Dengan belajar bersama teman-teman komunitas, Anda juga dapat memperluas jejaring sosial dan melakukan kegiatan yang lebih bermakna.

Kelima, Senantiasa Bersyukur

Ilustrasi senantiasa bersyukur | sumber foto: health.harvard.edu
Ilustrasi senantiasa bersyukur | sumber foto: health.harvard.edu
Dalam penelitian psikologi positif, rasa syukur sangat erat kaitannya dengan kebahagiaan. Rasa syukur membantu orang merasakan emosi yang lebih positif, menikmati pengalaman yang baik, meningkatkan kesehatan, mengatasi kesulitan, dan membangun hubungan yang kuat. [7]

Dua orang psikolog, Dr. Robert A. Emmons dari University of California, dan Dr. Michael E. McCullough dari University of Miami, telah melakukan banyak penelitian tentang rasa syukur. Dalam salah satu penelitian, mereka membagi responden menjadi 3 kelompok.

Kelompok pertama menulis tentang hal-hal yang mereka syukuri yang terjadi selama seminggu. Kelompok kedua menulis tentang kejengkelan sehari-hari atau hal-hal yang tidak menyenangkan. Kelompok ketiga menulis tentang peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi mereka, tanpa penekanan pada hal-hal positif atau negatif.

Setelah 10 minggu, mereka yang menulis tentang rasa syukur menjadi lebih optimis dan merasa lebih baik tentang kehidupan mereka. Anehnya, mereka juga lebih banyak berolahraga  dan lebih jarang sakit dibandingkan kelompok yang berfokus pada sumber kejengkelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun