Hal ini bukan hanya terjadi pada level pelaksana. Terkadang, pemimpin perusahaan dapat terjebak dalam keengganan memberikan ide-ide baru karena takut terlihat buruk.
Kedua, takut akan ketidakpastianÂ
Ketakutan akan kehilangan kendali membuat kita menghindari pilihan dengan hasil yang tidak pasti.
Hal lain yang dapat melumpuhkan inovasi adalah ketakutan terhadap ketidakpastian.Untuk menghilangkan rasa takut akan ketidakpastian, beberapa pemimpin perusahaan menggunakan data historis sebagai prediktor kinerja masa depan. Asumsi ini cukup berisiko terutama di masa yang penuh perubahan.
Ketiga, takut akan kritik
Kritik bisa jadi sulit diterima. Takut akan kritik cukup umum terjadi di tempat kerja. Hampir semua orang pernah merasakan ketakutan ini dalam kadar tertentu.
Penting untuk memahami bahwa kritik tidak sama dengan umpan balik. Umpan balik didasarkan pada evaluasi dan saran perbaikan, sedangkan kritik mengevaluasi dan memberikan penilaian (kadang-kadang terkesan mencari kesalahan).
Ketakutan akan kritik sering kali membuat orang tidak berani menyuarakan ide-ide yang berbeda atau bertentangan dengan norma-norma yang berlaku umum. Padahal, mengabaikan ide-ide tersebut justru sangat mungkin merugikan perusahaan.
Jika dibiarkan, ketakutan-ketakutan di atas dapat melumpuhkan gairah inovasi dan melahirkan sikap apatis. Lalu, sebagai pemimpin perusahaan, bagaimana cara Anda mengatasinya?
Lima cara mengatasi ketakutan dan membangun budaya inovasi
Bagaimanapun, pemimpin perusahaan adalah panutan. Jika Anda tidak dapat menerima kegagalan dan berusaha menyembunyikan kesalahan, karyawan pun akan bereaksi serupa.
Ada 5 cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi ketakutan dan membangun budaya inovasi dalam perusahaan.
Pertama, jadikan inovasi sebagai nilai inti (core value) perusahaan
Tunjukkan bahwa dari dalam lubuk hati, Anda ingin menjadikan inovasi sebagai nilai inti perusahaan. McKinsey & Company menganalisis nilai-nilai inti dari 50 perusahaan publik yang dikenal paling inovatif di dunia.
Hasilnya menunjukkan jumlah perusahaan yang mencantumkan inovasi sebagai nilai inti, tiga kali lebih banyak dibanding perusahaan S&P 500 lainnya. Para pemimpin perusahaan kemudian mengalirkan nilai-nilai tersebut kepada pelaksana-pelaksana lapangan.