Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Rumah Belajar RBK", Oase bagi Remaja Penyandang Disabilitas Intelektual

21 Maret 2022   07:00 Diperbarui: 22 Maret 2022   10:31 2252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiki, penyandang disabilitas intelektual yang terlahir normal | dokumentasi Made Wetane

Kue kering produk Rumah Belajar RBK | dokumentasi Rumah Belajar RBK
Kue kering produk Rumah Belajar RBK | dokumentasi Rumah Belajar RBK

Oatmeal Cookies, salah satu produk unggulan | dokumentasi Rumah Belajar RBK
Oatmeal Cookies, salah satu produk unggulan | dokumentasi Rumah Belajar RBK

Tahun ke 3, Made berkenalan dengan "Precious One", sebuah komunitas tunarungu. Komunitas ini sudah mencoba rasa kue buatan "Rumah Belajar RBK" dan tertarik berkolaborasi.

Hampers, produk kolaborasi Rumah Belajar RBK dan Precious One | dokumentasi Rumah Belajar RBK
Hampers, produk kolaborasi Rumah Belajar RBK dan Precious One | dokumentasi Rumah Belajar RBK

"Setiap hari besar, kami menerima pesanan sampai ratusan toples. Puji Tuhan!" lanjut Made. "Semua keuntungan hasil penjualan kami bagikan kepada anak-anak."

"Mereka ada yang tidak tahu uang, tetapi kami tetap menghargai upaya mereka. Kami mau angkat derajat mereka lebih baik, dan beri mereka kesempatan yang sama dengan anak-anak normal. Kami tidak mau hanya berharap dari orang lain dan ingin memberdayakan anak-anak agar berani mencoba usaha sendiri," pungkasnya.

Senangnya menerima pembagian hasil usaha | dokumentasi Rumah Belajar RBK
Senangnya menerima pembagian hasil usaha | dokumentasi Rumah Belajar RBK

Pada hari-hari biasa, setiap hari mereka mengerjakan order rutin untuk mengemas sendok dan tisu dalam kantong plastik. Ini adalah order dari sebuah katering. Setiap bulan, mereka harus menyelesaikan 25.000 paket.

Wasana Kata

Di "Rumah Belajar RBK", para remaja berasal dari berbagai latar belakang. Agama mereka pun berbeda-beda. Made mengajari mereka toleransi.

Bukan itu saja. Mereka juga diajari berbagi dari keuntungan yang diperoleh. Mereka pernah berbagi sembako untuk satpam, tukang sampah, tukang sapu, dan lansia di kompleks.

Made sungguh bersyukur bahwa banyak hati yang tergerak dan ikut membantu. Bayangkan Anda melihat sekelompok remaja penyandang disabilitas intelektual berbagi sembako kepada hampir 100 orang. Mereka menjamu para pekerja kompleks, melayani, dan membawa makanan ke meja makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun