Lebih tidak mudah lagi, menjaga kepercayaan yang sudah kita peroleh. Karena itu, sekali kita mendapatkan kepercayaan dari seseorang, kita harus menjaganya dengan baik.
Menumbuhkan “rasa percaya” dari hal-hal kecil
Bagi seorang siswa yang baru lulus SD pada saat itu, nasihat untuk menumbuhkan “rasa percaya” tentunya berkaitan dengan hubungan antara murid dan guru.
Usahakan berangkat ke sekolah lebih awal agar tidak terlambat, perhatikan saat guru mengajar, jangan lupa mengerjakan pe-er.
Selain itu, kakek juga menasihati saya agar selalu jujur. “Jika ya, katakan ya. Jika tidak, katakan tidak.”
“Melakukan kesalahan adalah manusiawi,” kata kakek saya. “Namun, ketika kamu menyadari bahwa dirimu telah berbuat salah, segeralah mengaku. Jangan menutupi kesalahan dengan kebohongan. Jangan pula berusaha mencari kambing hitam.”
Beberapa usaha untuk mendapatkan kepercayaan dari atasan baru
Setelah memasuki dunia kerja, saya berusaha menerjemahkan nasihat kakek tentang menumbuhkan dan menjaga “rasa percaya” ke dalam tindakan nyata.
Inilah beberapa hal kecil yang saya lakukan.
Pertama, menjaga kredibilitas dengan menampilkan diri apa adanya
Saya memahami bahwa CV adalah sarana untuk mempromosikan kualitas diri seseorang pada saat melamar pekerjaan. Namun, saya tidak akan melebih-lebihkan kualifikasi saya hanya demi sebuah CV yang mengesankan.
Saat wawancara, beberapa kali saya dihadapkan pada kalimat, “ceritakan apa kontribusi yang telah kamu berikan pada pekerjaan terdahulu.”
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya biasa menggunakan metode STAR (Situation-Task-Action-Result) secara ringkas.
Dalam hal action melibatkan kerja tim dan kontribusi orang lain, saya memilih untuk tidak mencuri kredit mereka. Saya akan sampaikan secara terus terang bahwa hasil yang dicapai bukanlah jasa saya seorang diri.