Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Amy Green, psikolog klinis yang menjadi wakil presiden penelitian untuk the Trevor Project berkata, "Kalau saja ada satu orang dewasa yang menerima anak muda LGBTQ dalam hidup mereka, hal itu akan memperkecil kemungkinan percobaan bunuh diri anak muda tersebut. Kami ingin mengetuk hati Anda untuk menjadi satu orang itu."
Beberapa teman saya yang memiliki orientasi seksual berbeda, mengendalikan kecenderungan tersebut dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan dalam doa dan ibadah sesuai iman dan kepercayaan masing-masing. Dengan mendekatkan diri pada Sang Ilahi, mereka merasa dikasihi.Â
Sebuah artikel pada laman katolisitas.org menerangkan bahwa kecenderungan homoseks dalam diri bukanlah dosa. Akan menjadi dosa ketika kecenderungan itu diwujudkan dalam tindakan homoseksual.
Alangkah indahnya jika orangtua dapat membimbing agar anak dengan kecenderungan homoseks tidak melakukan hubungan seksual sesama jenis dan tetap serius dalam komitmen untuk menjaga kemurniannya. Â Â
Ya, anak LGBTQ, seperti semua anak lainnya, membutuhkan dukungan, cinta, dan perhatian dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketika didukung dan dicintai saat mereka tumbuh dan berkembang, mereka akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang bahagia dan sehat.
Jakarta, 15 Agustus 2021
Siska Dewi
Referensi: satu, dua, tiga, empat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H