Hasil survei IPC menunjukkan 60% responden berpura-pura sakit karena memerlukan waktu santai, kurang tidur, banyak tugas rumah tangga yang harus dikerjakan, dan ada acara keluarga. Sementara 34% responden menjawab bahwa mereka hanya tidak ingin berangkat kerja saja.
Undang-undang ketenagakerjaan di Indonesia mengatur bahwa seorang pegawai berhak atas cuti sakit jika dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter. Dengan pertimbangan kemanusiaan, beberapa perusahaan memberikan kebijakan cuti sakit tanpa surat dokter jika hanya berlangsung satu hari.
Pernah ada teman yang bercerita bahwa beberapa orang pegawai di kantornya secara konsisten mengajukan satu hari cuti sakit tanpa surat dokter setiap bulan. Menyadari kelemahan sistem ini, manajemen memutuskan untuk mencabut kebijakan tersebut.
Bagi saya pribadi, tidak elok rasanya mengajukan cuti sakit untuk masalah pribadi. Bukankah perusahaan telah memberikan kepada kita cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja dalam setahun?
Kedelapan, gaya hidup
Studi menunjukkan bahwa gaya hidup merupakan salah satu alasan pemicu pegawai berpura-pura sakit. 25% cuti sakit palsu dipicu oleh gaya hidup buruk, seperti merokok dan penyalahgunaan alkohol.
Keberadaan anak di rumah juga berdampak pada ketidakhadiran, terutama pada pegawai wanita. Semakin muda anak-anak, semakin tinggi tingkat ketidakhadiran. Hal ini berkurang seiring dengan bertambahnya usia anak.
Kesembilan, tekanan ekonomi keluarga
David Ossip, presiden, dan CEO konsultan manajemen tenaga kerja Dayforce mengatakan salah satu pemicu pegawai berpura-pura sakit adalah tekanan ekonomi keluarga. Dia mencontohkan isteri yang sebelumnya tinggal di rumah, kemudian terpaksa bekerja di kantor untuk menyokong ekonomi keluarga.
Kesepuluh, memperpanjang akhir pekan atau hari libur resmi
Sebuah penelitian menemukan beberapa pegawai berpura-pura sakit untuk memperpanjang akhir pekan atau hari libur mereka, hanya untuk mendapatkan satu atau dua hari ekstra untuk menikmati akhir pekan atau hari libur.
Kesebelas, alasan-alasan gila
Menurut penelitian, ada beberapa alasan yang agak gila yang diberikan oleh pegawai untuk berpura-pura sakit yaitu: "tim sepak bola saya kalah dalam pertandingan tadi malam, jadi saya merasa tertekan", "Saya makan terlalu banyak di pesta kemarin, jadi saya merasa tidak enak badan", "anjing saya sakit, saya tidak bisa meninggalkannya begitu saja", "Saya tidak dapat menemukan gigi palsu saya".
Menurut saya, kecuali ibu rumah tangga yang terpaksa bekerja untuk menyokong keuangan keluarga dan memiliki anak usia muda di rumah, semua alasan di bagian ketiga ini memperlihatkan betapa tidak profesionalnya pegawai yang bersangkutan.