Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini 9 Cara Detoksifikasi Lingkungan Kerja Toksik

25 Mei 2021   06:00 Diperbarui: 13 Mei 2022   22:35 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stres di kantor ( Sumber: shutterstock via lifestyle.kompas.com)

Hentikan perilaku ini. Tetapkan kembali kriteria promosi yang jelas dan adil. Komunikasikan kriteria tersebut kepada semua.

Ketujuh, tetapkan visi yang jelas dan komunikasikan secara terus-menerus

Toksisitas berasal dari kurangnya arah. Rumuskan visi yang jelas dan menarik. Bagikan kepada semua. Pegawai perlu mendengar visi secara konstan untuk mempercayai dan mengikutinya.

Kedelapan, sisipkan harapan pada realita

Lingkungan kerja toksik mungkin memiliki pegawai yang merasa putus asa. Pegawai ini mungkin memandang realita dari sudut pandang negatif dan berusaha memengaruhi lingkungan untuk mengikuti sudut pandangnya.

Perbaiki hal ini segera. Ajak dia melihat realita dengan sudut pandang yang positif dan sisipkan harapan.

Kesembilan, tetapkan aturan pengambilan risiko

Banyak pemimpin berbicara tentang perlunya karyawan mengambil risiko. Namun, ketika risiko yang diambil tidak berjalan dengan baik, karyawan akan terpukul.

Hindari ini dengan menetapkan dan mengkomunikasikan secara luas aturan pengambilan risiko. Apa yang termasuk risiko yang baik? Apa yang termasuk risiko yang buruk? Siapa yang perlu menyetujui risiko yang akan diambil?

Rekrutmen yang tepat dan budaya perusahaan yang sehat mencegah lingkungan toksik

Ilustrasi rekrutmen yang tepat (photo by Fauxels from Pexels)
Ilustrasi rekrutmen yang tepat (photo by Fauxels from Pexels)
Mardi Wu, CEO sebuah perusahaan yang menginspirasi gaya hidup sehat, mengatakan bahwa seorang CEO perlu menyempatkan waktu membangun budaya perusahaan. Mardi juga terlibat langsung dalam proses rekrutmen.

Ketika saya bertanya mengapa ia menyempatkan diri untuk berbincang langsung dengan para calon pegawai, termasuk fresh graduate, Mardi menjawab,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun