Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini 9 Cara Detoksifikasi Lingkungan Kerja Toksik

25 Mei 2021   06:00 Diperbarui: 13 Mei 2022   22:35 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lingkungan kerja toksik (photo from Pixabay)

Setiap orang memiliki keterbatasan. Sebelum memberikan target kepada seorang anggota tim, Anda perlu memastikan bahwa dia memiliki kemampuan untuk mencapai target tersebut dan keluar sebagai pemenang.

Pegawai yang merasa mereka tidak siap untuk menang dan tidak memiliki sumber daya untuk mencapai target yang ditetapkan, akan menjadi sangat frustrasi. Rasa frustrasi ini pada akhirnya akan menurunkan produktivitas mereka.

Keempat, segera terapkan keterbukaan

Ilustrasi keterbukaan (photo by RF_studio from Pexels)
Ilustrasi keterbukaan (photo by RF_studio from Pexels)
Bagikan informasi secara terbuka. Jaga pikiran tetap terbuka. Dorong orang lain untuk membagikan pendapat mereka. Ini berarti transparan dan jujur dalam komunikasi Anda.

Pemimpin yang bersikap terbuka mendorong pegawai merasa nyaman untuk berbicara. Pegawai yang nyaman berbicara akan menyampaikan buah pikirnya secara terbuka dan relatif tidak mengeluh.

Kelima, jangan meremehkan pegawai, tunjukkan kepedulian yang tulus

Ketika orang merasa diremehkan, budaya toksik akan mudah tumbuh. Banyak perilaku toksik timbul karena orang merasa tidak dipedulikan.  

Pada saat seorang pemimpin menaruh minat yang tulus pada pegawai, budaya kerja yang sehat akan bersemi. Pegawai merasa pribadi mereka bertumbuh dan karier mereka berkembang.

Keenam, perjelas kriteria promosi

Sumber toksisitas yang besar berasal dari para pemimpin yang memiliki ‘anak emas’ dan hanya mempromosikan karyawan tertentu. Hal ini dapat menimbulkan rasa ketidakadilan.

Pepatah berkata bahwa pada saat seorang pemimpin menciptakan satu anak emas, dia menciptakan seribu anak tiri. Para "anak tiri" ini akan merasa percuma bekerja baik karena tidak akan ada peluang untuk maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun