Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebuah Kisah Nyata: Berbakti kepada Orangtua dan Membantu Saudara Ada Batasnya

27 April 2021   05:00 Diperbarui: 27 April 2021   19:35 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konseling tentang konsep

“Iya, Bu, saya anak sulung. Adik saya dua orang. Yang bungsu tahun ini lulus SMP dan ingin melanjutkan ke SMA. Yang tengah sudah lama putus sekolah. Dia hanya lulus SD. Sejak lulus SD hingga saat ini, dia menganggur saja.”

“Adik-adikmu tinggal di mana?”

“Di kampung, Bu.”

“Siapa yang membiayai hidup mereka?”

“Saya.”

Ya, Tuhan! Saya pandangi gadis muda yang kini tertunduk di depan saya. Usianya belum tiga puluh tahun. Tiwi, dalam usia yang masih relatif muda, dengan semua beban hidup yang harus dia tanggung, masih sempatkah memikirkan dirinya sendiri?  

“Kamu dan adik-adik masih ada kontak dengan ayah? Apa pekerjaan ayahmu sekarang?”. Dengan bertanya demikian, saya berharap mendapat jawaban bahwa sedikit banyak Tiwi masih dapat berbagi beban dengan ayahnya.

“Ayah terkadang masih kontak saya, Bu. Hanya jika beliau ingin minta uang!”

Ilustrasi ayah yang menelepon minta uang - foto: freepik/stockking
Ilustrasi ayah yang menelepon minta uang - foto: freepik/stockking
Deg! Sungguh jawaban yang di luar dugaan saya. “Apakah kamu ikuti permintaannya?”

“Saya dididik untuk berbakti kepada orangtua, Bu. Jadi, setiap kali ayah saya minta uang, saya harus mentransfer sejumlah uang sesuai permintaannya.”

Konsep “bakti kepada orangtua” dan “tanggung jawab anak sulung” yang salah kaprah?

Saya mencoba membayangkan bagaimana Tiwi mengatur keuangannya. Tiwi bercerita bahwa sudah tiga bulan atasannya membayarkan katering makan siang dan makan malam untuk dirinya. Dengan demikian, dia dapat menghemat biaya makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun