Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ingin Resign? Pamitlah Baik-baik, Jangan Jadi Pelaku Ghosting

21 Maret 2021   09:49 Diperbarui: 17 Mei 2022   09:53 5843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resign tanpa pamit (foto: Alamy via healthcarefinancenews.com)

Resign atau undur diri dari pekerjaan sejatinya adalah hak karyawan. Sedekat apapun hubungan antara atasan dan bawahan, sebesar apapun upaya perusahaan untuk menahan seorang karyawan, tiada yang dapat memaksa seseorang tetap tinggal jika keputusannya sudah bulat untuk pergi.

Idealnya, karyawan yang berniat resign perlu memberi waktu yang cukup bagi perusahaan untuk mencari penggantinya. Ia perlu melakukan serah terima pekerjaan dengan sebaik-baiknya, dan tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.

Namun demikian, sebuah artikel di USA Today tertanggal 19 Juli 2018 melaporkan terjadinya peningkatan kasus karyawan yang melakukan “ghosting”. Karyawan tiba-tiba tidak masuk kerja tanpa kabar dan tidak dapat dihubungi. Mereka seolah hilang ditelan bumi.

Ilustrasi resign tanpa pamit (foto: Alamy via healthcarefinancenews.com)
Ilustrasi resign tanpa pamit (foto: Alamy via healthcarefinancenews.com)

Ghosting ternyata tidak hanya terjadi di Amerika. Peoplescout.com melaporkan bahwa hal yang sama juga terjadi di Inggris. Bbc.com melaporkan hal yang sama terjadi di Jepang.

Dalam budaya Jepang di mana resign dianggap hal yang buruk, sepasang suami istri membuka biro jasa untuk membantu para karyawan yang ingin resign dengan fee sebesar 50.000 Yen. 

Sebuah artikel di bbc.com tertanggal 18 Januari 2019 melaporkan bahwa dalam 18 bulan terakhir, pasutri tersebut telah berhasil menyelesaikan 1.500 kasus.

Kisah korban ghosting

Ilustrasi ghosting di dunia kerja (sumber: bbc.com)               
        googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Ilustrasi ghosting di dunia kerja (sumber: bbc.com) googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Seorang teman saya bercerita tentang pengalaman menjadi korban ghosting. Dia pernah merekrut seorang karyawan baru yang menurutnya sangat menjanjikan. Sebut saja nama karyawan baru itu Brilian.

Brilian lulusan terbaik dari sebuah universitas swasta ternama di Jakarta. IPK-nya 4.00. Dia sangat cepat dalam memahami secara akurat informasi yang diterima. Kemampuan verbal dan numeriknya sangat baik, demikian juga daya pikir kreatif dan daya ingatnya.

Dalam dua bulan pertama, dia menyelesaikan semua tugas yang diberikan atasannya dengan sangat baik. Pada hari kerja terakhir di bulan ketiga, perusahaan sudah menyiapkan "Surat Pengangkatan Pegawai Tetap" untuk dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun