Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pertimbangkan Ini Sebelum Menerima Kembali Karyawan yang Pernah Resign

18 Maret 2021   20:40 Diperbarui: 19 Maret 2021   02:55 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja lepas (foto: cookie_studio/freepik.com)

Apakah karena ingin melanjutkan studi? Apakah karena ingin menjadi ibu rumah tangga purnawaktu? Apakah karena diminta mengurus bisnis keluarga? Apakah karena dia ingin mencicipi kebebasan menjadi pekerja lepas (freelancer)? Ataukah karena dia mendapat tawaran yang lebih menarik dari perusahaan lain?

Selain itu, seorang mantan karyawan yang ingin kembali bekerja di perusahaan lama tetap perlu mengikuti tahapan tes kompetensi, psikotes, wawancara dan tes kesehatan layaknya kandidat yang lain. Alasan mengapa dulu mereka resign, akan kami elaborasi lebih lanjut pada tahap wawancara.

Resign karena ingin melanjutkan studi

Jika dulu dia resign karena ingin melanjutkan studi, dan kini tes kompetensi serta psikotes memperlihatkan kecocokan dengan posisi baru yang akan diisi, maka dia merupakan kandidat yang sangat direkomendasi. 

Kandidat ini dapat langsung diterima jika terjadi kesepakatan mengenai paket remunerasi pada tahap wawancara dan hasil tes kesehatannya baik.

Ilustrasi kerja tim (foto: tirachardz/freepik.com)
Ilustrasi kerja tim (foto: tirachardz/freepik.com)
Menerima kembali kandidat ini dapat diibaratkan sebagai proses "pasang dan mainkan" (plug and play). Dia sudah mengenal visi, misi, nilai inti (core value), dan budaya perusahaan. 

Dia juga mungkin sudah mengenal sebagian besar kolega yang akan bekerja satu tim dengannya. Besar kemungkinan dia tidak memerlukan waktu lama untuk tancap gas memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan.

Resign karena ingin menjadi ibu rumah tangga purnawaktu

Saya mengenal cukup banyak perempuan yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga purnawaktu pada periode emas tumbuh kembang anak. Mereka memutuskan untuk kembali bekerja setelah anaknya menginjak usia dua tahun dan dapat ditinggal.

Untuk kandidat seperti ini, saya akan bertanya apakah sudah ada orang yang dapat dia percaya untuk menjaga anaknya selama dia bekerja di kantor. 

Apakah pasangannya setuju dia kembali bekerja di kantor? Apakah dia sudah siap untuk fokus pada pekerjaan sepanjang jam kantor?

Ilustrasi wanita karier (foto: pressfoto/freepik.com)
Ilustrasi wanita karier (foto: pressfoto/freepik.com)
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun