Anak sulung kami yang baru menikah akhir tahun 2019, datang bersama suaminya. Demikian juga calon suami anak kami yang kedua.
Seharian kami menghabiskan waktu di rumah dengan saling bertukar cerita. Sepintas suasana tampak seperti hari-hari biasa. Hanya menu makanan yang lebih istimewa dari biasa, angpau yang kami berikan kepada anak-anak yang belum menikah, dan angpau yang kami terima dari anak yang sudah menikah; yang menandai bahwa kami sedang merayakan "Sincia".
Namun kami tetap bersyukur bahwa kami dapat berkumpul dalam kondisi sehat. Kesempatan berkumpul bersama yang dihadiri oleh seluruh anggota keluarga adalah suatu anugerah. Karena kesibukan kerja masing-masing, kumpul bersama seluruh anggota keluarga bukanlah hal yang dapat terjadi setiap hari.
Satu hal menarik yang saya catat dari cerita calon menantu saya adalah tentang protokol kesehatan yang diterapkan oleh keluarganya. Neneknya sudah berusia 80 tahun. Setiap anggota keluarga yang ingin "Pai Cia" kepada sang nenek wajib menjalani Swab Antigen.Â
Hanya mereka yang sudah terkonfirmasi negatif Covid-19 dari hasil Swab Antigen yang akan diperkenankan mengunjungi nenek tercinta. Di kediaman sang nenek, mereka wajib mematuhi protokol kesehatan: memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun, tidak melakukan kontak fisik, serta sering-sering mencuci tangan.
Saya kira, disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti ini layak ditiru. Bagaimana menurut Anda?
Jakarta, 12 Februari 2021
Siska Dewi
Sumber: satu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H