Edfren mengingatkan bahwa meskipun free-range parenting memiliki banyak manfaat, pola asuh ini bukan tanpa risiko. Orangtua yang bertanggung jawab akan menerapkan free-range parenting dengan hati-hati.
Orangtua perlu memastikan bahwa anak-anak dipersiapkan dengan baik untuk menangani situasi yang akan dihadapi dalam hidup mereka. Memercayai insting adalah kata kuncinya. Edfren memberikan beberapa kiat di bawah ini:
1. Beri anak kesempatan untuk berlatih
Langkah pertama adalah latihan, dengan pengawasan yang ketat dari orangtua, yang secara bertahap berkurang seiring berkembangnya kemandirian anak.
Misalnya, orang tua mengizinkan seorang anak pra-remaja naik kendaraan umum untuk mengunjungi neneknya. Anak tersebut perlu diajari cara menunggu dengan aman, cara membeli karcis, cara membaca peta transportasi dan apa yang harus dilakukan di terminal bus. Anak juga perlu dibekali dengan informasi mengenai apa yang perlu dilakukan jika menghadapi keadaan darurat.
Untuk tahap pertama, orangtua perlu menemani anak sambil memberikan pelajaran yang disebutkan di atas. Setelah yakin anak dapat dilepas untuk bepergian sendiri, barulah anak didorong untuk mencobanya. Ketika dia kembali ke rumah, dia akan merasa percaya diri dan mampu.
2. Perhatikan keamanan lingkungan
Tentu saja, orangtua perlu memperhatikan keamanan lingkungan. Jika situasi yang dihadapi anak tampak terlalu berbahaya atau berisiko, orangtua perlu turun tangan dan memberikan pengawasan. Tetapi jika anak sudah siap menghadapi tantangan tersebut, silakan mundur.
3. Jangan takut gagal      Â
Skenazy memberi contoh tentang mengajar anak naik sepeda. Tidak ada orangtua yang mau anaknya jatuh dari sepeda, terutama dengan risiko cedera serius. Tetapi, jika kita ingin anak-anak kita belajar cara mengendarai sepeda, kita tidak dapat memegang bagian belakang sepeda selamanya.
Ketika anak-anak jatuh (dan mereka akan jatuh!), mereka mempelajari dua pelajaran penting: 1) kegagalan itu tidak permanen, dan 2) ada kegembiraan dalam mempelajari hal-hal baru.
Cara terbaik untuk belajar adalah dengan membuat kesalahan dan mencoba lagi. Cara terbaik untuk membangun kepercayaan diri dan kompetensi adalah dengan mengambil tugas baru dan menantang, menemukan keberanian untuk mengatasi keraguan dan mempraktikkan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan sukses.
Semoga kisah Edfren dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menerapkan free-range parenting dengan bijak.