Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Indonesia di Ambang Resesi, Pebisnis Perlu Tetap Optimis

24 Juli 2020   01:03 Diperbarui: 25 Juli 2020   05:17 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Resesi ekonomi memang saat yang sulit. Menurut pandangan saya pribadi, ini adalah saat bagi para pebisnis yang usahanya masih bertahan untuk melakukan pembenahan ke dalam agar siap untuk melaju cepat ketika wabah berakhir.

Beberapa contoh pembenahan ke dalam yang dapat dilakukan:

  1. Optimalkan Analisis Laporan Keuangan
    • Perhatikan laporan biaya dan identifikasi apakah ada biaya-biaya yang tidak efisien dan perlu dipangkas.
    • Jika perusahaan Anda memiliki beberapa profit center, perhatikan kinerjanya, apakah semuanya masih menghasilkan keuntungan atau ada yang berpotensi merugi? Jika profit center yang berpotensi merugi tersebut dibubarkan dan kegiatannya dihentikan, bagaimana dampaknya terhadap perusahaan secara keseluruhan?
    • Menghentikan suatu profit center yang berpotensi merugi atau bahkan sudah nyata-nyata tidak profitable lagi, terkadang bukan perkara mudah. Apalagi jika profit center tersebut memiliki nilai emosional. Namun, di era resesi pebisnis dituntut untuk realistis. Lepaskan unit yang menjadi beban tersebut dan fokuskan sumber daya pada unit lain yang lebih berpeluang membawa perusahaan lepas landas.
  2. Evaluasi Kembali Manajemen Keuangan
    • Karena pandemi Covid-19 masih belum jelas kapan berakhir, sebaiknya perusahaan memiliki cadangan dana darurat untuk mengantisipasi jika krisis berkepanjangan.
    • Usahakan membayar semua hutang terutama yang dibebani dengan suku bunga tinggi.
    • Usahakan menagih kembali semua piutang meskipun mungkin perlu memberi sedikit potongan.
    • Evaluasi kembali investasi dan tempatkan dengan sangat hati-hati.
    • Manfaatkan secara optimal insentif yang diberikan oleh Pemerintah.
  3. Tingkatkan Efisiensi dengan Ketaatan terhadap Aturan Perpajakan
    • Ketaatan terhadap aturan perpajakan sangat penting untuk mencegah timbulnya denda dan sanksi pajak.
    • Perhatikan kewajiban memotong pajak, lakukan dengan konsisten. Hal ini untuk mencegah terjadinya sanksi dan denda yang dapat terjadi akibat kelalaian memotong pajak dan menyetorkan ke kas negara.
    • Usahakan membayar pajak secara tepat waktu untuk menghindari denda bunga.
    • Usahakan melakukan kewajiban pelaporan secara tepat waktu guna menghindari sanksi administrasi.
  4. Terapkan Cara Pemikiran Baru, Ciptakan Peluang Baru, Susun Strategi Baru
    • Cara pemikiran baru dapat diperoleh dengan terus belajar. Penting menciptakan budaya belajar di dalam perusahaan agar tidak terjebak dalam kemapanan.
    • Selalu kedepankan inovasi. Lakukan riset mengenai perkembangan pasar yang berhubungan dengan produk perusahaan, jika perlu, lakukan diversifikasi usaha untuk meraih peluang baru.

Perlu keberanian untuk menghadapi masa sulit, bukan keberanian yang nekad, melainkan keberanian yang diimbangi dengan kalkulasi risiko yang tajam serta optimis memandang ke masa depan.

Referensi:

  • CNBC Indonesia. (2020, 23 Juli). Bukan Cuma Korsel, Ini 5 Negara yang Duluan Resesi. Diunduh dari sini
  • MTI Singapore (2020, July 14). Singapore's GDP Contracted by 12.6 Per Cent in the Second Quarter of 2020.
  • BBC News. (2020, May 18). Japan's economy falls into recession as virus takes its toll. Diunduh dari sini

Jakarta, 23 Juli 2020

Siska Dewi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun