Sedangkan untuk Dewa, beliau berkata "Mel, aku kenal kamu orang yang kuat dan penuh keyakinan. Bayimu akan baik-baik saja. Percaya deh, dia akan pulang bersama kamu atau paling tidak beda beberapa hari saja. Ayo semangat, delapan bulan kehamilan sudah kamu lalui lo, pasti kamu bisa".
Sehari dua kali, aku menengok bayiku di NICU. Setiap kali, aku selalu menggenggam tangan dan mengajaknya bicara. "Nak, kamu bisa, kamu kuat bernafas tanpa bantuan, kamu anak bunda yang hebat dan luar biasa, sehat ya supaya kita bisa pulang bersama". Tiada henti aku meminta kepada Tuhan agar bayiku selalu diberi kekuatan dan dapat segera berkumpul dengan keluarga.
Alhamdulillah, di hari ketiga malam, dokter mengatakan ada perubahan yang sangat signifikan sehingga alat bantu bisa dilepas dan akan di observasi selama 24 jam. Apabila baik-baik saja maka bayi boleh pulang.
Hari keempat, aku diperbolehkan pulang. Namun, aku harus bersabar karena Dewa masih diobservasi 24 jam tanpa alat bantu. Pada hari kelima, akhirnya, Dewa diperbolehkan pulang. Aku merasa takjub luar biasa! Tak henti-hentinya aku berterimakasih kepada Tuhan atas segala nikmat yang diberikan dari masa kehamilan hingga kelahiran Dewa.
Ratusan juta biaya kami keluarkan untuk kelahiran anak kedua. Alhamdulillah Tuhan selalu mencukupkan rezeki dan anugerahNya terhadap keluarga kami.
Anak, Anugerah Yang Terindah Sekaligus Amanah dari Tuhan
Kini, Dewi telah berusia sepuluh tahun lebih satu bulan dan Dewa telah berusia tiga tahun lebih empat bulan. Keduanya tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas, sholeh dan sholehah. Bagiku, kesempatan untuk mengandung mereka dalam rahimku, melahirkan kemudian membesarkan mereka, adalah anugerah yang terindah yang harus aku syukuri, sekaligus amanah dari Tuhan yang harus aku pertanggungjawabkan.
Seringkali aku membisikkan kepada Dewa,"Kamu anak sehat, anak hebat, anak ganteng". Bisikan yang selalu dia balas dengan senyuman dan pelukan.
Pekerjaan Dhika yang mengharuskannya sering berada di proyek, telah membentukku dari seorang anak yang selalu diproteksi oleh ayahnya menjadi seorang istri dan ibu yang mandiri & multi tasking.
Alhamdulillah, anak-anakku memahami kondisi pekerjaan ayah mereka dan tetap memiliki hubungan yang dekat dengan Dhika meskipun tidak setiap hari bersama.