Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anugerah yang Terindah

27 Juni 2020   00:11 Diperbarui: 27 Juni 2020   00:14 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://dlpng.com/png/6857150 

Dokter Harry menyudahi pemeriksaannya dan membuat surat pengantar. Sambil menyerahkan surat, beliau menepuk lembut pundak saya. “Setelah makan malam dan semua pasien selesai, saya segera berangkat. Kita bertemu di rumah sakit nanti malam.”

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, kami memutar album lagu rohani. Suara Nikita yang menyanyikan lagu “Dia Hanya Sejauh Doa” membuat kami ikut bersenandung. "Bila kau rasa gelisah di hatimu, bila kelam kabut tak menentu hidupmu, ingat, masih ada Seorang penolong bagimu, Yesus tak pernah jauh darimu. Bila cobaan menggodai hatimu, bila sengsara menimpa keadaanmu, ingat, Yesus takkan pernah jauh darimu, Dia selalu pedulikan kamu. Berseru memanggil nama-Nya, berdoa, Dia 'kan segera menghampiri dirimu, percaya, Dia tak jauh darimu, Dia hanya sejauh doa."

Malam itu, 27 Juni 2000 pukul 22.30, anak bungsu saya lahir. Anak perempuan yang keempat. Meskipun air ketuban sudah berwarna hijau, tetapi anak saya lahir sehat. Berat badannya 3,02 kg, dengan tinggi badan 49 cm dan lingkar kepala 33,5 cm. Anak saya sangat normal! Tuhan sungguh sangat baik!

Mengingat kejadian yang saya alami pada pagi hari itu, rasanya saya tidak akan nekad memutuskan operasi ketika dokter yang seharusnya melakukan operasi tersebut menyatakan tidak mau bertanggung jawab jika anak saya harus masuk NICU. Seandainya saya tetap memaksa untuk operasi dan apa yang dia khawatirkan terjadi, atau bahkan kemungkinan yang lebih buruk lagi … seandainya operasi tetap dijalankan dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atas diri saya atau anak saya … saya tak berani membayangkannya!

Tetapi, mengingat air ketuban yang sudah berwarna hijau pada saat anak saya dilahirkan, saya pun tak berani membayangkan seandainya saya menuruti keinginan dokter untuk memberi suntikan dan memaksanya bertahan dalam kandungan saya sebelas hari lagi. Bagaimana jika anak saya tidak mampu bertahan?

Seorang kolega suami saya yang mendengar sharing pengalaman kami, bercerita tentang bahaya bagi janin jika air ketuban sudah berwarna hijau. Air ketuban hijau mengindikasikan bayi sudah buang air besar di dalam rahim. Menurut penuturan teman tersebut, kemungkinan besar terjadinya bayi buang air besar sebelum dilahirkan adalah karena terjadi penurunan fungsi plasenta akibat kehamilan lewat waktu (overdue). Tetapi usia kehamilan saya masih dalam batas 40 minggu, belum overdue. Jadi menurut teman tersebut, kemungkinan bayi saya buang air besar dalam rahim karena mengalami stress sepanjang hari.

Teman itu juga mengingatkan kami untuk bersyukur karena proses persalinan yang berlangsung dengan baik. Sekali lagi dia mengingatkan kami tentang bahaya bagi janin jika bayi sudah buang air besar di dalam sebelum dilahirkan. Air besar yang dibuang bayi dalam kandungan disebut mekonium. Jika bayi menghirup campuran antara mekonium dan air ketuban, akan terjadi Meconium Aspiration Syndrome (MAS).

“MAS adalah masalah serius yang dapat berdampak langsung pada kesehatan bayi baru lahir,” katanya. “Mekonium di paru-paru dapat menyebabkan peradangan dan infeksi. MAS juga meningkatkan risiko bayi mengalami hipertensi paru persisten. Terjadi tekanan darah tinggi di pembuluh paru-paru, yang kemudian membatasi aliran darah dan membuat bayi sulit bernapas dengan benar.”.

“Satu lagi,” lanjutnya, “MAS juga dapat membatasi aliran oksigen ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen. Meskipun kasus ini sangat jarang terjadi, tetapi sedih sekali, hal itu terjadi pada putra sulung kami.”.  Saya ikut sedih melihat ekspresi wajahnya.  

Merefleksikan pengalaman ini, saya sungguh tak henti bersyukur atas kebaikan Tuhan. Dalam waktu kurang dari duabelas jam, Tuhan mengubah masalah yang saya alami di pagi hari menjadi solusi yang sempurna di malam hari. Ketika kami seolah-olah berada di jalan buntu, Dia menjaga saya dan anak saya, Dia menunjukkan jalan yang lain dan menuntun kami kepada orang baik yang telah disiapkannya untuk menolong kami.

Sumber: https://www.funimada.com/birthday-cards/age-specific/20th-birthday-2.html
Sumber: https://www.funimada.com/birthday-cards/age-specific/20th-birthday-2.html
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun