Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anugerah yang Terindah

27 Juni 2020   00:11 Diperbarui: 27 Juni 2020   00:14 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://medizzy.com/feed/15969893

Selesai makan, saya telepon suster di tempat praktek dokter Harry. “Sore ini dokter mulai praktek jam lima. Tapi pasien sudah penuh.”

“Sus, tolonglah, selipkan satu lagi saja, ini emergency. Saya sudah merasakan kontraksi dari pagi.”

“Baiklah, Ibu langsung datang saja ya.”

Jalanan agak macet ketika kami berangkat ke tempat praktek dokter Harry. Saat kami tiba, sedang ada pasien lain yang diperiksa. Setelah pasien tersebut keluar dari ruang praktek dokter, suster meminta saya dan para pasien yang lain untuk menunggu, “Dokter mau istirahat makan malam. Tunggu dokter selesai makan ya.”

“Sus, bolehkah minta tolong dokter periksa saya sebentar saja?”

Suster tersebut masuk ke ruang praktek dokter. Tak lama kemudian, dia keluar lagi dan mempersilakan kami masuk.

Sumber: https://medizzy.com/feed/15969893
Sumber: https://medizzy.com/feed/15969893

Dokter Harry menyambut kami dengan ramah. Setelah mendengar penuturan saya, beliau melakukan pemeriksaan USG. “Kamu dengar detak jantung anakmu?” beliau menatap saya sambil tersenyum. Tatapan dan senyumnya yang kebapaan sangat menenangkan hati saya. Sambil menunjuk layar monitor, beliau berkata, “Lihat, ini kepalanya, ini tangannya, ini kakinya … perkembangannya sempurna … kehamilan kamu sudah memasuki minggu ke-40 ya … ini sudah 39 minggu dan 4 hari … anakmu sehat … dan kamu tidak salah, sudah saatnya dia dilahirkan.”

Suami saya menggenggam erat tangan saya dan kami saling berpandangan. Saya dapat melihat ekspresi kelegaan dan harapan yang terpancar di wajahnya. O Yesus, Maria! Terima kasih Bunda Maria yang telah setia mendampingi dan mendoakan kami pada Putramu. Terima kasih Yesus yang memampukan aku melalui perjalanan sepanjang hari ini. 

Terima kasih Allah Bapa yang telah menyediakan semua yang kami perlukan dan menuntun kami langkah demi langkah. Terima kasih Allah Roh Kudus yang telah mengobarkan keberanian dalam hatiku dan keteguhan untuk terus berjuang. Terima kasih … terima kasih seribu … saya sungguh merasa amat sangat lega … saya sungguh merasa ada selaksa beban terangkat dari hati dan pikiran saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun