Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, karena bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku. Meskipun begitu, bangsa Indonesia memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai  kesejahteraan dan kemakmuran bersama sehingga perbedaan suku tersebut tidak menjadikan kita tercerai-berai. Sebagai bangsa yang kaya akan budaya, sumber daya alam serta sumber daya manusianya Indonesia pastilah memiliki identitas bangsanya sendiri. Identitas bangsa ini adalah ciri khas suatu bangsa yang membuat ia berbeda dari bangsa yang lainnya. Kita dapat membedakan suatu bangsa dari identitasnya ini.   Â
     Benar bahwa negara-negara berdaulat yang merdeka mengupayakan identitas nasionalnya agar dapat diakui oleh negara lain dan membedakan dirinya dengan negara lain. Identitas nasional dapat menopang eksistensi dan kelangsungan hidup suatu bangsa.Â
Suatu bangsa mempunyai wibawa dan kehormatan nasional yang sama dengan bangsa-bangsa lain, dan mempersatukan bangsa-bangsa yang berkerabat. Seperti bangsa lainnya, Bangsa Indonesia juga mempunyai jati diri yang berbeda dengan bangsa lain di dunia. Identitasnya adalah , dan juga menandakan eksistensi bangsa Indonesia diantara bangsa-bangsa lain. Salah satu dari lambang jati diri bangsa Indonesia adalah bahasa, dalam hal ini tentu saja bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan.
     Bahasa Indonesia adalah darah yang menjalin dan memajukan nasionalisme dalam masyarakat kita yang mendiami ribuan pulau di kepulauan ini dengan suku dan bahasa daerah yang berbeda-beda. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa daerah nusantara, kemudian berkembang menjadi bahasa perantara (lingua franca), dan terus menjadi bahasa nasional dan bahasa resmi bangsa.
    Sejarah Bahasa Indonesia menjadi Bahasa persatuan yaitu pada sumpah pemuda kongres pemuda II. Penggunaan bahasa Melayu sejak abad ke-7. Konferensi Bahasa Indonesia Kedua pada tahun 1954 mengakui bahwa bahasa Indonesia berasal dari 4.444 kata Melayu.Â
Perlu diketahui bahwa bahasa Melayu mempunyai sejarah yang cukup Panjang Dari 4.444 batu prasasti yang ditemukan, antara lain Keducan Bukit, Tarang Tuwo, Kota Kapur, Karan Brahi, Gandasuri, Bogor dan Pagalyung, yang tertua bertanggal 683 M dan telah ditulis. Menggunakan aksara Pallawa (Collins, 2009: 78; Adul, 1981: 1-2). Berdasarkan bukti ini, kita dapat menyimpulkan bahwa bahasa Melayu sudah digunakan secara lisan oleh komunitas penutur bahasa Melayu beberapa abad yang lalu.
    Dalam diskusi di sumpah Pemuda Indonesia disebutkan bahwa tidak ada generasi muda dari seluruh wilayah nusantara yang menentang bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan dan nasional Indonesia. Sumpah Pemuda yang memuat ketiga pernyataan A. Teeuw tersebut dimaksudkan untuk menerjemahkan nama Indonesia yang berarti bangsa, tanah air, dan bahasa, sehingga peristiwa ini menandai bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan dan bangsa Indonesia.
Isi dari Sumpah pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut:
1. PERTAMA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe
Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri
Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
2. KEDOEA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa
Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia,
Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
3. KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng
Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri
Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
    Oleh karena itu, kita dapat melihat bahwa bahasa Indonesia bermula dari bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa daerah nusantara, dan kemudian berkembang menjadi bahasa perantara yang menjadi "lingua franca" antar masyarakat. Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda Indonesia menetapkan bahasa Melayu yang berjumlah 4.444 bahasa sebagai bahasa kesatuan, bahasa nasional bangsa Indonesia.Setelah kemerdekaan pada tahun , bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi negara.
    Sejarah bahasa Indonesia memperjelas bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional menyatukan negara yang begitu beragam. Sebab, memungkinkan kelancaran komunikasi antar anggota masyarakat, meski berbeda etnis. Betapa besarnya peranan bahasa Indonesia dalam membawa sahabat-sahabat lokal dalam kehidupan nasional bangsa Indonesia. Persatuan nasional ini merupakan tonggak terpenting dalam menjaga kemerdekaan bangsa. Tanpa adanya bahasa Indonesia, sulit membayangkan bagaimana bangsa Indonesia dapat mengerahkan segenap kekuatannya untuk melawan penjajah dan mencapai kemerdekaan. Peran bahasa Indonesia terbukti mampu memecah kesatuan etnis sebagai satu kesatuan dan membangkitkan nasionalisme.Â
Tentu saja peran bahasa Indonesia bukan lagi sebagai senjata perjuangan atau sarana memperkokoh persatuan bangsa, melainkan bagaimana dapat meningkatkan citra negara di mata dunia. Mengingat pentingnya peran bahasa bersama dalam mencapai persatuan bangsa, maka semakin banyak upaya yang dilakukan untuk mempopulerkan bahasa Indonesia di semua tingkatan (Mahayana, 2008: 34). Kita menelusuri sejarah bahasa Indonesia sejak kemerdekaan hingga Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 tanggal 17 Agustus 1972 tentang pemberlakuan ejaan, peran bahasa Indonesia tidak lagi menjadi instrumen perjuangan keberagaman seperti yang dilakukan negara kita setelah sumpah pemuda, justru perannya sebagai penguat. Keberagaman suku, adat, dan agama serta kesesuaian bahasa Indonesia sebagai bangsa linguistik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI