Mohon tunggu...
Anna Davina
Anna Davina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Enthusiastic person 💓

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosiologi Kesehatan Melalui Kasus HIV/AIDS

11 Desember 2024   16:45 Diperbarui: 11 Desember 2024   17:14 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosiologi kesehatan adalah bidang ilmu yang mempelajari bagaimana faktor sosial, budaya, dan ekonomi memengaruhi kesehatan dan penyakit dalam masyarakat. Salah satu kasus yang menarik untuk dikaji dari perspektif ini adalah HIV/AIDS. HIV/AIDS bukan hanya masalah kesehatan tetapi juga isu sosial yang kompleks. Individu yang hidup dengan HIV/AIDS, atau yang dikenal sebagai ODHA, sering kali menghadapi stigma, diskriminasi, dan tantangan dalam mengakses layanan kesehatan.  

Artikel ini bertujuan untuk membahas permasalahan sosial yang dialami ODHA, respons masyarakat terhadap mereka, serta upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dari perspektif sosiologi kesehatan.  

HIV/AIDS dalam Perspektif Sosial

1. Stigma dan Diskriminasi

Stigma terhadap ODHA menjadi salah satu hambatan terbesar dalam penanganan HIV/AIDS. Penelitian menunjukkan bahwa stigma tidak hanya datang dari masyarakat umum tetapi juga dari petugas kesehatan. Di Kabupaten Sukoharjo dan Grobogan, misalnya, stigma terhadap ODHA mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Banyak keluarga merasa malu dengan status ODHA sehingga kurang memberikan dukungan emosional dan finansial.  


Penelitian lain di Kota Kupang mengungkap bahwa stigma juga disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. Sebanyak 44% responden melaporkan bahwa ODHA dianggap sebagai kelompok yang “berisiko” karena perilaku mereka, tanpa memahami berbagai jalur penularan HIV yang sebenarnya lebih kompleks.  

2.  Keluarga

Dukungan keluarga sangat menentukan kualitas hidup ODHA. Keluarga yang memahami pentingnya perawatan cenderung memberikan dukungan emosional, seperti empati, rasa peduli, dan perhatian. Namun, tidak semua keluarga mampu melakukannya. Sebagian besar keluarga di daerah pedesaan, seperti di Kabupaten Grobogan, lebih memilih menyembunyikan status ODHA karena takut akan stigma masyarakat.  


3. Faktor Sosial Ekonomi

Kemiskinan menjadi faktor penghambat utama dalam perawatan ODHA. ODHA yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah sering kali kesulitan mengakses pengobatan antiretroviral (ARV). Selain itu, beberapa ODHA kehilangan pekerjaan setelah status mereka diketahui, yang semakin memperburuk kondisi ekonomi mereka.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun