Sejatinya kekalahan imam Husain melawan ribuan tentara kacung Yazid adalah sebuah kekalahan secara militer, catat ya, hanya kelelahan militer. Dalam tragedi sepuluh Asyuro, kita tidak bisa mengatakan atau menyebut nya itu adalah sebuah peperangan antara imam Husain dan Tentara Yazid. Lebih sesuai dikatakan sebagai "genosida / pembantaian ". Secara brutal.
Dikatakan perang itu jika satu sama lain memiliki kapasitas peralatan perang dan pasukan yang memadai, namun ini jauh dari kata itu.
Imam Husain dengan hanya berjumlah 72 orang, yang di dalamnya adalah perempuan, anak-anak dan orang tua, dihadapkan ribuan tentara pasukan kuda berperang, logika pun mudah mengidentifikasi hasil tersebut, kata kasarnya adalah "Anak TK juga tahu siapa yang menang (secara persenjataan dan pasukan )."
Oleh sebab itu kemenangan yang digadang-gadang Yazid bin Muawiyah adalah dipihaknya secara fisik, bisa diterima dengan berbagai sanggahan, namun apa yang diraih Yazid dari kemenangannya itu, Apakah ada efek atau dampak yg tersisa hingga saat ini? Selain kehinaan dan cemooh an serta pelaknatan.
Lalu kita melihat bagaimana umat Islam, pun mereka yang tidak Islam begitu mengelu-elukan dan memuji akan perlawanan yang dilakukan imam Husain. Peringatan sebagai bukti cinta dan keberpihakan pada alhusain terus diadakan, khususnya di bulan Muharam.
Tangisan bukti kesetiaan dan tekad untuk terus menghidupkan nilai-nilai yang diusung Al Husain adalah harga mati menjaga agama ini. Pantang hina membela siapa saja yang lemah dan tertindas, setia terhadap pemimpin (imam) apapun kondisinya, anti segala bentuk kezaliman.
Peristiwa yang pernah terjadi di Karbala itu kini nyata terjadi lagi di hadapan kita, di Gaza Palestina. Sejarah telah jelas sejelas-jelasnya kita pelajari, Lalu berpihak ke siapa dirimu ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H