Mohon tunggu...
anna_ nahnu98
anna_ nahnu98 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pengkaji sejarah Islam.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Sejarah Tempat Pertapaan Ratu Kalinyamat Jepara

19 November 2023   17:30 Diperbarui: 19 November 2023   17:36 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Seminggu yang lalu, secara resmi ratu Kalinyamat disahkan langsung oleh presiden Jokowi sebagai pahlawan nasional. Berita ini tentu sangat membahagiakan kepada seluruh warga jepara, khususnya mereka yang berjuang selama bertahun-tahun demi tercapainya pengokohan ini. Tidak hal yang mudah, menggali informasi dari sumber primer maupun sekunder untuk meliti dan mengkaji secara ilmiah seorang tokoh yang pernah hidup di abad ke 16 masehi ini.

Ratu Kalinyamat atau dengan nam asli Retno Kencana merupakan putri kesultanan Demak yang nasabnya menyambung hingga ke nabi Muhammad saw. Langkah dan tindakan kehidupnya yang terekam sejarah begitu luar biasa perannya untuk mengusir bangsa Portugis, maka tak layak jika tidak menyebutnya sebagai pahlawan dan tokok nasional.

Satu bulan yang lalu saya menziarahi makam beliau yaang berada di desa Mantingan, Jepara. Makam beliau bersebelahhan persis dengan sang suami, Sultan Hadlirin (pangeran keturunan kesultanan Aceh).  Dan beruntungnya kemaren ini hari jumat saya dan kakak-kakak saya menziarahi tempat yang sangat dihormati selain dari makamnya, adalah tempat pertapaan Ratu Kalinyamat, yang berada di desa Tulakan, Jepara.  Dari rumah kami sepertinya satu jarak dengan makam beliau (makam dan tempat pertapaan), hanya saja, kalau makam nya berlokasi ke arah barat, sedangkan tempat pertapaan berlokasi ke arah utara. Paling 50 menit-an.

Ini merupakan kali pertama saya pergi ke tempat pertapaan, dan ketika sampai sana kami langsung disambut hangat oleh bapak (sudah sepuh ) penjaga parkir yang duduk di gerbang masuk. Kami saling sapa dan tak lama kemudian izin untuk masuk.

Suasana di sekitar pertapaan   

Di sekitaran pertapaan suasana terasa sangat adem, asri, bersih, rindang sebab dikelilingi pohon  beringin. Tempat pertapaan yang dijaga oleh juru kunci dengan nama bapak Mukhlisin ini mampu membuat setiap peziarah(pengunjung) nyaman dan lebih khusyuk karena mengerti suluk beluk sejarahnya, bagi mereka yang mau bertanya.  Kebetulan  kemaren saya bisa bertanya-tanya langsung dengan beliau. Awalnya saya merasa ragu,  karna pak Muklisin sedang menunggu orang yang mau berziarah juga,  sebelumnya ada yang telepon dia, katanya ada yang mau ziarah ke pertapaan juga, dikira malah rombongan kami ini. Saya memberanikan diri untuk membuka komunikasi lansung dengan beliau. Kami mendengarkan dengan seksama penjelasan beliau, saya layangkan beberapa pertanyaan dan dengan senang hati belaiu menjawabnya.  Berikut beberapa pertanyan  yang saya berikan,

"Pak, maaf mengganggu waktunya, mau tanya-tanya seputar tempat pertapaan ini boleh?".

"Oiya mbak, monggo silahkan, mbaknya dari mana?''

"Kami dari Bangsri, pak".

"Oh, Bangsri, baiklah".

"Pak, ini kan bukan makam aslinya ya, tapi kenapa dan apa yang membuat banyak orang yang mau berkunjung ke tempat ini?"

" Begini mbak. Pertama, Ratu Kalinyamat itu bukan orang biasa, beliau keturunan kerajaan besar Demak yang tidak bermegah-megahan.  Dia menjauh dari kehidupan dunia untuk bertapa (topo wudo) dalam rangka mendekatkan diri keepada Allah swt, meminta keadilan Allah atas kejahatan Arya Penangsan yang telah membunuh suaminya. Beliau bertapa hingga empat puluh hari, hanya fokus berdoa dan memohon kepada Allah swt. Yang kedua, beliau adalah keturunan Rasulullah saw, meski dari jalur sang Ibu. Akan tetapi ini tidak mengurangi kemuliaan beliau. Di masa berkuasanya menjadi ratu di Jepara, beliau telah menyerang bangsa Portugis di Malaka (sekarang Malaysia) dengan korodinasi dan bantuan raja-raja di Aceh. Pekerjaan ini bukanlah sesuatu yang mudah di masa itu, akan tetapi beliau dapat melakukannya. Kehebatan-kehebtan inilah yang membuat Ratu Kalinyamat dinobatkan sebagai ratu yang besar, pahlawan nasional".

Lanjut pak Mukhlis.

" perihal tentang tempat pertapaan ini kenapa bisa menjadi tempat berziarah orang-orang, sederhanya nya begini mbak. Ratu Kalinyamat kan orang besar, mulia dan punya kedudukan, selain juga anak keturunan nabi saw dan para sultan, tidak ada salahnya kita bermunajat, bertawasul, beroda memohon lewat perantara belaiu dengan bekas tempat peninggalan sewaktu bertapa dulunya, bukan menyembah pada tempat pertapaan itu sendiri atau makam nya.  Kita ini berdoa hanya berniat berwasilah, memohon kepada Allah swt lewat beliau. Jadi jangan disalah artikan. Begitu mbak. Adapun bertapa dengan kata wudo  ( topo wudo) yang artinya bertapa dengan telanjang, ini maksudnya bukan telanjang tidak pakai busana, melainkan beliau bertapa dengan melepaskan atribut kerajaan sebagai seorang ratu lalu mengenakan baju yang  amat sederhana layaknya hamba sahaya.  Begitu ringkasanya. Sangking rendah hatinya beliau. Makanya tak heran jika para Habaib dan kiyai-kiyai besar dari berbagai daerah telah datang ke sini untuk napak tilas ziarah.

"Begitu pak ya. Kalau boleh tau Pak Mukhlis mengabdi jadi juru kunci sudah berapa lama di sini?"

"Saya sejak 2006 mbak, saya dulunya juga seorang santri dan kemudian mengabdi di sini".

Sebenarnya masih banyak lagi percakapan yang kita obrolkan, apalagi setelah saya izin masuk untuk membaca doa, kaka saya yang memang suka tempat-tempat kuno seperti ini, dia lanjut lagi ngobrol lebih panjang dengan Pak Mukhlis.  Kami mengobrol di teras sebelum masuk ke tempat pertapaan.

Setalah membaca doa-doa dan ayat alquran, kami berlanjut melihat-lihat tempst sekitar yang ada sungainya. Sungai yang tepat disamping dari tempat pertapaan. Entah apa yang membuat warna air sungai itu keruh, sangat disayangkan.

 

Mengelilingi area sekitar pertapaan sambil mengambil poto-poto, kami pun tak lupa mengabadikan.

Ziarah yang menyenangkan, menambah wawasasan.

Dalam mobil perjalanan pulang, kakak saya bilang "agenda selanjutnya kita akan ke makam...".

Saya lupa namanya. Yaudah lah nanti lihat minggu depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun