Joice Etulding Eropdana, selaku mahasiswa asal Papua pun menyuarakan pendapatnya. Rasisme yang mereka alami ini seperti sudah menjadi makanan mereka sehari-hari. Mahasiswa Papua yang menuntut ilmu ke luar pulau tidak hanya mendapat ujaran rasisme yang menyangkut-pautkan dengan isi kebun binatang, mereka pun sering mendapatkan tatapan sinis yang terkesan merendahkan bagi mereka. Hal inilah yang membekas di hati mereka yang bersekolah di luar pulau Papua.
Dari kasus di atas, ini sudah menunjukkan bahwa pengamalan Pancasila mengalami degradasi nilai. Layaknya lambang Pancasila yaitu garuda yang mencengkeram erat pita ‘Bhinneka Tunggal Ika’, seharusnya seluruh warga negara Indonesia yang mengakui bahwa Pancasila sebagai pedoman hidup mereka dapat menjalankan hidupnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan menggenggam erat perasaan persatuan di atas kemajemukan bangsa Indonesia (perbedaan golongan, suku, ras, agama, adat-istiadat, etnis, kebudayaan, dan lainnya).
 Selain itu, dengan adanya Pancasila yang menjadi landasan negara, harusnya dari pihak rakyat maupun penguasa harus menempatkan kedudukan Pancasila di atas kepentingan lainnya, bukannya mementingkan diri sendiri, keluarga, atau golongan yang masih banyak terjadi hingga tahun 2021 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H