Di kaki gunung sebelah selatan terbentuklah  Tatar Bandung dan rekahan tanah yang mengalirkan air dari mata airnya, yang kemudian menjelma jadi Sungai  Citarum. Para ahli geologi, memberi nama gunung yang baru terbentuk itu  Gunung Sunda.Â
"Ex Undis Solum, tanah Bandung muncul dari dasar bumi!," tulis Haryoto Kunto menceriterakan peristiwa bersejarah terbentuknya Sungai Citarum dan Dataran Tinggi Bandung.
Sayangnya di Lembah Citarum  belum pernah ditemukan fosil hasil penelitian yang menyebutkan bahwa pernah hidup Homo Erectus  yang menjadi penghuni  lembah itu. Memang tidak akan ada Kera Manusia yang melakukan migrasi dari kampung mereka di Lembah Sungai Brantas dan Bengawan Solo, ke Lembah Citarum dan lembah-lembah sungai lain di Jawa Barat.Â
Mengapa? Karena, jangkuan radius tempat berburu mereka relatif terbatas. Mereka juga akan mengalami kesulitan jika harus hidup dilingkungan hutan primer dengan  hutan-hutan rimba lebat. Sebab Homo Erectus itu mencari makan di atas permukaan tanah.
Beda dengan kerabat dekat mereka para primata yang mencari makan dan berkembang biak jauh dari atas tanah, yaitu di dahan dan pucuk-pucuk pohon. Lagi pula, Homo Erectus di Lembah Brantas dan Bengawan Solo pun bukan penghuni asli lembah itu. Mereka pendatang yang melakukan migrasi juga karena tanah air mereka berubah jadi padang pasir akibat iklim yang super ektrim.
Lembah Citarum adalah lembah yang dikelilingi hutan primer tropis basah dengan pohon-pohon lebat, rimbun, dan tinggi. Hutan itu tidak musnah pada masa Glacial. Dan hutan Itu adalah habitat  paling sesuai untuk primata, tapi tidak sesuai untuk kerabatnya, Kera Manusia. Dengan demikan setelah Lembah Citarum terbentuk, penghuni awal di situ adalah jenis primata seperti orang hutan, gorilla, siamang, dan simpanse. Di negeri leluhurnya  di Afrika mereka banyak  yang  punah, karena hutan-hutan tropis basah juga menghilang pada zaman Glacial, dan menjelma jadi padang pasir.
Homo Erectus yang mendiami Dataran Sunda itu berangsur-angsur justru punah ketika zaman Glacial berakhir pada 200 ribu tahun  lalu, dan digantikan dengan zaman Interglacial keempat yang terus berlangsung hingga sekarang.Â
Pada akhir zaman Glacial, lapisan es  daerah sekitar Kutub Utara dan Selatan mulai mencair. Akibatnya permukaan air laut di seluruh dunia mengalami kenaikan.Â
Sebagian besar Dataran Sunda dan Dataran Sahul, kembali tenggelam. Yang tampak tinggal puncak-puncak pulau yang menjelma menjadi Semenanjung Malaysia, Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pula Nusantara lainnya seperti keadaannya sekarang ini.Â
Padang rumput dari hutan tropis kering pun lambat laun menghilang, diganti hutan tropis basah dengan pohon-pohon hutan  lebat menjulang ke angkasa.
Akhirnya terjadi seleksi alam. Bukan hanya mahluk Homo Erectus saja  yang punah. Juga binatang herbivora  yang tidak mampu menyesuikan diri. Termasuk yang juga punah adalah mamut yang tinggal di lepas Pantai Alaska. Sebab pulau tempat para mamut itu tinggal menjadi semakin sempit karena naiknya garis pantai ke daratan. Akibatnya mamut itu pun tak bisa bertahan setelah tanaman  sumber makanan mereka tidak mencukupi lagi.Â