Padang rumput adalah surga bagi binatang herbivora. Migrasi binatang pemakan rumput itu diikuti oleh binatang pemangsa seperti harimau dan serigala. Bahkan gajah dan badak dari India pun ikut bermigrasi ke Dataran Sunda.Â
Di  luar Dataran Sunda, yakni di Alaska, mamut atau gajah raksasa, juga melakukan migrasi dari Alaska ke pulau di lepas pantai, Pulau St.Paul. Di situ mamut mampu hidup beribu-ribu tahun dan berkembang biak dengan baik. Sebaliknya dengan primata. Di Dataran Sunda, mereka tidak akan bisa hidup di hutan tropis kering dataran rendah. Karena itu primata memilih migrasi ke hutan tropis basah yang masih bertahan di dataran agak tinggi dengan iklim lebih sejuk dari iklim dataran rendah. Pada zaman Glacial, hutan tropis basah  masih banyak dijumpai di Kalimantan dan Jawa Barat. Maka ke sanalah primata seperti orang hutan, siamang, gorilla, dan simpanse memilih  tempat untuk bermukim dan bertahan hidup selama masa Glacial.
Pada zaman itu muncul mahluk baru yang merupakan mahluk transisi antara Primata dan Homo Sapiens. Mahluk transisi itu, oleh para sarjana anthropologi, diberi nama Pithecantropus Erectus atau Kera Manusia yang dapat berdiri tegak. Ada juga yang menyebutnya sebagai Homo Erectus.Â
Para ahli anthropologi telah berhasil menemukan fosil mereka.. Di Lembah Sungai Brantas, ditemukan fosil Pithecanthropus Majakertensis. Â Fosil Pithecanthropus Soloensis, di temukan Lembah Bengawan Solo.Â
Fosil Kera Manusia paling menggemparkan adalah  fosil  yang ditemukan di Sangiran. Fosil itu berasal dari Kera Manusia  yang diberi nama Meganthropus Palaeo Javanicus oleh anthropolog Jerman GHR von Konigswald. Kera Manusia yang ditemukan di Lembah Sangiran itu merupakan yang terbesar dibanding rekannya dari Mojokerto dan Trinil.Â
Penemunya menyebutnya sebagai Manusia Jawa. Kini patung replika hasil rekonstruksinya  diabadikan di halam Musium Purbakala Sangiran, 20 km dari Kota Solo. Bagaimanakah  cara hidup Kera Manusia atau Homo Erectus?
Mereka hidup dengan cara berburu celeng, babi, rusa, kijang, yang hidup  melimpah  di padang rumput hutan tropis kering Dataran Sunda. Mereka membentuk kelompok-kelompok kecil berburu terdiri dari 10 -- 12 individu. Senjatanya yang utama adalah kayu pemukul yang dipukulkan atau dilemparkan kepada binatang buruannya. Sebagai alat pemotong untuk mencacah daging buruan dan mengeruk untuk mendapatkan kulitnya, digunakan gumpalan batu yang telah dipertajam ujungnya.Â
Untuk menebang pohon dan memotong kayu  digunakan kapak genggam terbuat dari batu. Juga digunakan tanduk rusa, dan serpihan tulang untuk meramu akar-akar makanan untuk dimakan. Namun demikian Kera Manusia itu belum dapat dimasukkan ke dalam golongan manusia. Sebab alat-alat yang mereka ciptakan belum merupakan pola yang mantap, tapi hanya berdasarkan instink.Â
Dengan kata lain mereka belum mampu menciptakan benda-benda budaya sebagai suatu ciri mendasar  yang membedakan manusia dengan binatang. Selain itu, walaupun tubuh Kera Manusia itu rata-rata besar, usia hidup mereka ternyata rata-rata pendek, sekitar 30 tahun. Pada usia 10 tahun mereka telah jadi makhluk dewasa.
Terbentuknya Gunung Sunda
Ketika zaman Glacial sedang berjalan 1 juta tahun, di bawah lapisan permukaan bumi yang kelak menjadi cekungan Bandung terjadi peristiwa geologi hebat, yaitu terlipatnya sedimen lapisan bumi bawah tanah sehingga terangkat ke atas. Akibatnya munculah  di permukaan bumi sebuah gunung yang tingginya 3000 meter, dengan kaldera raksasa dipuncaknya.Â