Mohon tunggu...
anwar hadja
anwar hadja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pendidik di Perguruan Tamansiswa Bandung National Certificated Education Teacher Ketua Forum Pamong Penegak Tertib Damai Tamansiswa Bandung Chief of Insitute For Social,Education and Economic Reform Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sungai Citarum, Antara Sejarah dan Legenda

14 September 2018   13:38 Diperbarui: 15 September 2018   01:19 3901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika terjadilah musibah yang menimpa Dewa Brahma. Ketika Dewa Brahma sedang melakukan kunjungan kerja seperti biasanya mendatangi Lembah Bandung, tiba-tiba tanpa sengaja Dewa Brahma melihat Dewi Umma dengan pengiringya sedang mandi di Sungai Citarum. Tentu saja mereka mandi  tanpa mengenakan selembar benang pun yang menutupi tubuh molek Sang Mahadewi dan pengiringa. 

Melihat panorama yang langka itu,  membuat Dewa Brahma lupa dan terpesona seketika. Takut diketahui Sang Mahadewi Umma, Dewa Brama mencoba bersembunyi di balik batu besar. Tetapi Dewi Umma mengetahui kenakalan Dewa Brahma, hingga membuatnya murka. Sang Mahadewi istri Batara Guru itu pun langsung mengutuk Dewa Brahma.

"Heh, Brahma! Jadilah kamu seekor anjing, karena kelakuannmu mirip anjing!" kutuk Dewi Umma. Seketika Dewa Brahma pun berubah menjadi seekor anjing yang merangkak di tanah. Dia buru-buru keluar dari balik batu dengan merangkak dan mohon ampun sambil menangis menghiba-hiba kepada Sang Mahadewi.

"Sudahlah, Brahma terima saja takdirmu dengan sabar. Engkau kuberi nama si Tumang. Tugasmu menjadi penunggu danau kecil atau situ tak jauh dari batu tempat kamu bersembunyi. Kelak aku ijinkan kamu memperistri seorang gadis cantik jelita putra Raja Sungging Prabangkara yang memuja kamu. 

Dari dia kamu akan punya anak laki-laki yang akan melepaskanmu dari kutukan. Dan saat itulah kutukanku padamu akan terlepas. Kamu akan kembali menjadi seorang Dewa. Dan saat itulah kita akan berkumpul dan bertemu kembali di Istana para dewa yang berbagahagia di Kahyangan Suralaya," kata Sang Mahadewi. Setelah menyampaikan pesan-pesan dan nasihatnya, Sang Mahadewi Umma dan pengiringnya kembali ke Kahyangan Suralaya meninggalkan Dewa Brahma yang telah dikutuk menjadi si Tumang, anjing penjaga Situ Bandung, dipinggiran Lembah Bandung yang luas dan indah.[14/09/2018]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun