Mohon tunggu...
anwar hadja
anwar hadja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pendidik di Perguruan Tamansiswa Bandung National Certificated Education Teacher Ketua Forum Pamong Penegak Tertib Damai Tamansiswa Bandung Chief of Insitute For Social,Education and Economic Reform Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kabupaten Purwakarta dan Pembangunan Berbasis Budaya

28 Juli 2016   13:11 Diperbarui: 28 Juli 2016   15:21 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar, Dokumen Pribadi.

Tidak lama setelah saya dan teman-teman dari Bandung dipersilahkan duduk lesehan oleh petugas, dua orang wanita cantik  mengenakan jilbab warna hitam, baju atasan putih dan bagian bawah hitam, membawa beberapa cangkir berisi minuman keluar dari ruang dalam, menyajikan cangkir-cangkir minuman dan dengan senyum menghiasi bibirnya mempersilahkan kami untuk menikmatinya. Padahal di depan kami sudah tersaji makanan kecil dan minuman dalam gelas plastik.

Tak lama kemudian Pak Bupati keluar langsung menyapa kami dengan senyumannya yang khas. Kali ini dia tampil dengan pakaian kegemarannya yang telah menjadi ikon dirinya. Bukan warna putih-putih seperti biasanya. Tetapi warna hitam-hitam. Tampil tanpa alas kaki, penampilan Bupati yang pada tanggal 13 April 2016 terpilih secara aklamsi menjadi Ketua DPD Golkar Jawa Barat 2016 – 2020 itu, tampak amat sederhana dan merakyat.  Sepintas kilas, tidak banyak orang menduga bahwa sosok yang tampil sederhana itu adalah orang nomor satu Kabupaten Purwakarta.

Kepada sejumlah media massa, Pak Bupati mengaku sebagai penggemar wayang sejak masa kanak-kanak di Subang.  Memulai debut politiknya pada usia terbilang muda. Diawali dengan menjadi anggota DPRD Kabupaten Purwakarta, maka pada tahun 2008 beliau sudah berhasil menduduki kursi Bupati Purwakarta. Pada tahun 2013 terpilih kembali untuk kedua kalinya sampai tahun 2018. H.Dedi Mulyadi,SH termasuk sosok politisi muda yang berprestasi. Usianya kini baru 45 tahun, sebab beliau kelahiran tahun 1971

 Di bawah kepemimpinannya, Kabupaten Purwakarta berkembang menjadi kota budaya yang mencengangkan banyak orang.  Pembangunan fisik, sarana jalan, transportasi, penerangan, obyek wisata, pengobatan dan pendidikan gratis sampai SMA-SMK, serta santunan kepada warga miskin lima ratus ribu rupiyah/bulan, hanyalah deretan dari sejumlah prestasi yang berhasil diwujudkannya.  Konon Penghasilan Daerah dari Kabupaten yang memiliki 17 kecamatan dan luas  sekitar, telah mencapai angka 2 trilyun. Padahal bebera tahun sebelumnya penghasilan daerah baru sekitar 800-900 milyard.

Sebagai politisi, intelektual, dan budayawan  yang pernah dibesarkan lewat organisasi Islam HMI, pernah menjadi Ketua HMI Purwakarta dan Ketua KAHMI Purwakarta, tentunya Bupati H.Dedi Mulyadi, SH sangat paham relasi antara Islam dan kebudayaan. Islam bukanlah agama peribadatan saja. Islam adalah agama yang mengajarakan sistem nilai dengan dua dimensi, yakni dimensi vertikal dan dimensi horisontal. Dimensi vertikal berkaitan dengan soal-soal ritual peribadatan.

 Sedang dimensi horisontal berkaitan dengan hablumminannas, muamalah, dan kebudayaan. Jika pada dimensi vertikal berlaku azas ushul fikih, yakni segala urusan peribadatan adalah terlarang, kecuali ada perintahNya. Maka pada dimensi horisontal, habluminnannas, muamalah, dan kebudayaan berlaku azas ushul fikih, semua hal boleh, kecuali ada larangan dari Nya. Artinya, membangun dengan basis budaya dan tradis tetap harus dalam bingkai iman dan takwa, agar senantiasa mendapat maghfirah, rahmat, barokah, dan kasih sayang dari Allah SWT.

Saya meninggalkan rumah Dinas Bupati, bersamaan dengan bunyi azan Ashar dari Masjid Agung Purwakarta yang tidak jauh dari alun-alun. Konon kabarnya,  kadang-kadang Bupati H.Dedi Mulyadi,SH jika sedang tidak sibuk, menyempatkan diri untuk mengumandangkan azan di Masjid Agung Purwakarta.Dirgahayu HUT ke 185 dan 48 Purwakarta yang memang Istimewa.Wallahualam.[24-07-2016]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun