Mohon tunggu...
anwar hadja
anwar hadja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pendidik di Perguruan Tamansiswa Bandung National Certificated Education Teacher Ketua Forum Pamong Penegak Tertib Damai Tamansiswa Bandung Chief of Insitute For Social,Education and Economic Reform Bandung

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Kisah Cinta Dewi Ciptarasa - Raden Kamandaka(36)

18 Agustus 2014   22:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:13 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14083165841896435928

Setelah puas mengagumi kebesaran Sang Putra Sungai Rake Sanjaya dan Sungai Ciserayu, Raden Kamandaka menengok ke kiri dan ke kanan.Tidak jauh dari tempatnya berdiri, dilihatnya sebuah batu besar menggeletak bagaikan seekor anak kerbau  sedang tiduran berjemur di bawah terik panas matahari. Raden Kamandaka mendekatinya, dengan mudah dia meloncat naik ke atas batu besar itu. Lalu dia merebahkan dirinya sambil mengeringkan baju dan tubuhnya yang basah kuyup.

Ketika Raden Kamandaka memandang ke atas, dilihatnya mega-mega putih seperti gumpalan kapas, bergerak berarak-arakan melayari langit  biru. Bau batang-batang rumpun bambu yang tumbuh di pinggir sungai yang saling bergesekan karena ditiup angin, menyebar kian kemari terbawa angin gunung.

“Terimakasih, wahai Yang Maha Kuasa, Engkau telah menyelamatkan diri hambaMu ini,” kata Raden Kamandaka dalam hati.

Tiba-tiba wajah Dewi Ciptarasa terbayang kembali di depan mata Raden Kamandaka. Di rabanya selendang kuning pemberian Sang Dewi yang melilit di pinggangnya. Tentu saja selendang sutra kuning itu basah juga. Pelan-pelan dilepasnya, lalu diciuminya beberapa kali, seakan dia sedang menciumi Sang Dewi Dyah Ayu Ciptarasa. Kemudian selendang itu dibentangkannya di atas batu agar cepat kering. Kembali Raden Kamandaka berbaring di samping selendang sutra kuning yang tengah dibentangkannya itu. Diam-diam Raden Kamandaka membayangkan, dia tengah berbaring berdua berdampingan dengan Sang Dewi di atas batu di pinggir Sungai Ciserayu(bersambung)

14083165841896435928
14083165841896435928

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun