Nyai Gede Wulansari juga tak pernah tahu prosesi selanjutnya, ketika gadis korban ritual itu dijemput maut di pantai timur melalui keris pusaka Yang Suci Raga Pitar. Yang Suci Raga Pitar itulah yang menangani lebih lanjut prosesi akhir dari  persembahan darah perawan suci kepada Sang Maha Dewa Ditya Kala Rembu Culung. Gadis yang telah menjadi mayat itu dibungkus dengan anyaman janur, diberi beban pemberat dan dengan perahu dibawa ke tengah laut di sisi timur Pulau Majeti. Dari sana dilepaskan dan ditenggelamkan ke dalam Lautan Suci.
Sebagian darah yang bisa diambil dengan tusukan keris Yang Suci Raga Pitar, ditaburkan di Pulau Majeti, sebagai pupuk pohon bunga sakti Wijaya Kusuma yang tumbuh di sana. Ya, semua prosesi akhir itu, Nyai Gede Wulansari, bahkan Yang Mulia Raja sendiri, tidak pernah melihatnya. Â Tetapi Dyah Ayu Tunjungbiru, mengetahuinya, karena dia pernah diberitahu ajaran sekte menyimpang itu dari seorang pendeta penyembah Sang Hyang Syiwa, ketika dia tinggal di Kadipaten Kalipucang.(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H