Mohon tunggu...
Anjrah Lelono Broto
Anjrah Lelono Broto Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis freelance

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang "Meja Nomor 8", Antara Mojokerto dan Gorontalo

10 Februari 2018   00:03 Diperbarui: 10 Februari 2018   00:13 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Akan menjadi sangat bijak jika tidak ada klaim-mengklaim yang paling orisinil di antara kedua karya tersebut. Apalagi jika klaim itu dilambari dengan kontrak yang nilainya sampai Rp. 5.000.000,-, bermaterai, dan tidak dapat dibatalkan lagi seumur hidup sebagaimana kontrak penulisan puisi esai.

     Terlebih lagi, saya pribadi juga mengenal baik kedua penulisnya. Simpul yang saya ikat adalah keyakinan bahwa saya pribadi sangat meyakini tidak ada unsur kesengajaan di antara mereka berdua saat memilih judul karya-karya kreatif mereka. Toh, keduanya juga pernah menduduki salah satu edisi Terminal Sastra. Jika Jamil Massa di Terminal Sastra edisi 42, maka buku kumpulan cerpen "Meja No. 8" karya Akhmad Fatoni ini dibedah dalam Terminal Sastra edisi 21, Minggu, 20 Maret 2016.

----

Coretan Anjrah Lelono Broto, Penggagas dan Kerani Lingkar Studi Sastra Setrawulan (LS3).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun