Mohon tunggu...
Anjeli Pramudita Efendi
Anjeli Pramudita Efendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi|23107030021 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tetaplah menulis walaupun gak pernah dapat artikel utama

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gegap Gempita Tabuik: Festival budaya Pariaman

23 Juni 2024   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2024   03:23 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam Tabuik terdapat replika keranda, kuda, benteng, masjid dan berbagai simbol lainnya yang dibuat dengan detail dan teliti. Setiap replika memiliki makna sendiri dan menjadi daya tarik utama.

Ritual penutupan Tabuik dilakukan dengan doa dan rasa syukur atas selesainya pembuatan Tabuik. Ritual ini juga menjadi momen untuk memohon kelancaran dan keselamatan selama pawai Tabuik berlangsung

Tradisi Tabuik tak  hanya memanjakan mata namun juga syarat makna religius dan filosofis. Memperingati syahidnya Husein bin Ali menjadi momen refleksi diri dan pengingat akan nilai-nilai kepahlawanan pengorbanan dan keteguhan iman.

Tabuik bukan hanya sekedar warisan budaya leluhur tapi juga menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat Pariaman.

Tabuik Minangkabau adalah contoh nyata Bagaimana tradisi Islam dapat berakulturasi dengan budaya lokal dan menghasilkan sebuah warisan budaya yang unik dan penuh makna. Melestarikan tabuik berarti menjaga identitas budaya, memperkaya Khazanah budaya bangsa dan mendorong kemajuan pariwisata Indonesia.

Tabuik menjadi media untuk melestarikan budaya di Minangkabau mulai dari seni pembuatan tabuik, tarian-tarian tradisional hingga bahasa dan adat istiadat. Tradisi ini memastikan bahwa budaya Minangkabau tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi penerus

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun