Di dalam Tabuik terdapat replika keranda, kuda, benteng, masjid dan berbagai simbol lainnya yang dibuat dengan detail dan teliti. Setiap replika memiliki makna sendiri dan menjadi daya tarik utama.
Ritual penutupan Tabuik dilakukan dengan doa dan rasa syukur atas selesainya pembuatan Tabuik. Ritual ini juga menjadi momen untuk memohon kelancaran dan keselamatan selama pawai Tabuik berlangsung
Tradisi Tabuik tak  hanya memanjakan mata namun juga syarat makna religius dan filosofis. Memperingati syahidnya Husein bin Ali menjadi momen refleksi diri dan pengingat akan nilai-nilai kepahlawanan pengorbanan dan keteguhan iman.
Tabuik bukan hanya sekedar warisan budaya leluhur tapi juga menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat Pariaman.
Tabuik Minangkabau adalah contoh nyata Bagaimana tradisi Islam dapat berakulturasi dengan budaya lokal dan menghasilkan sebuah warisan budaya yang unik dan penuh makna. Melestarikan tabuik berarti menjaga identitas budaya, memperkaya Khazanah budaya bangsa dan mendorong kemajuan pariwisata Indonesia.
Tabuik menjadi media untuk melestarikan budaya di Minangkabau mulai dari seni pembuatan tabuik, tarian-tarian tradisional hingga bahasa dan adat istiadat. Tradisi ini memastikan bahwa budaya Minangkabau tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi penerus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H