Mohon tunggu...
Anjaya Wibawana
Anjaya Wibawana Mohon Tunggu... Freelancer - Pendidik

Ikuti proses tanpa protes

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pesantren Darussalamah, Peninggalan Gus Tafid yang Menembus Zaman

23 Januari 2025   18:15 Diperbarui: 23 Januari 2025   18:11 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, Pesantren Darussalamah tetap mempertahankan tradisi pendidikan madrasah diniyah salafiyah. Kurikulum yang digunakan mengacu pada kitab-kitab klasik seperti Taqrirot karya Mbah Yai Imam Faqih Asy'ari. Dengan kombinasi ini, Gus Tafid memastikan santri-santrinya tidak hanya menguasai ilmu lahir, tetapi juga mendalami ilmu batin melalui riyadhoh dan amalan-amalan khusus.

Jejak Keluarga dan Sanad Keilmuan

Secara nasab, Gus Tafid adalah putra dari pasangan Mbah Yai Munawwir Shalih dan Bu Nyai Munawwaroh. Ia juga pernah diasuh oleh pamannya, KH. Ali Mas'ud Pagerwojo, atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Ud. Bahkan, Ia masih memiliki hubungan keluarga dengan Kyai Jombang seperti Pendiri NU Mbah Yai Hasyim Asy'ari dan Mbah Yai Romly Tamim. Tak heran, Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) amat takzim ketika (beberapa kali) mengunjungi Darussalamah. 

Sanad keilmuannya pun tak diragukan. Ia pernah nyantri di beberapa pesantren ternama seperti Tremas Pacitan, Bendo, dan Sumbersari Kediri. Pendidikan yang ia tempuh membentuk karakter dan visi dakwah yang kokoh.

Keberlanjutan Pesantren

Setelah wafatnya KH. Mustafid Munawwir, tongkat estafet kepemimpinan Pesantren Darussalamah dilanjutkan oleh istrinya, Bu Nyai Hj. Machsunah. Dengan tekad dan semangat yang diwarisi dari pendiri pesantren, Bu Nyai terus mengembangkan Darussalamah agar tetap menjadi mercusuar ilmu dan dakwah di tanah Krian.

Kehadiran Pesantren Darussalamah bukan hanya menjadi tempat pendidikan, tetapi juga simbol perjuangan dan pengabdian untuk umat. Semoga pesantren ini terus berkembang dan membawa kemaslahatan bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun