3. Konflik Intergroup: Terjadi antara dua kelompok atau lebih. Misalnya, persaingan antara dua organisasi mahasiswa dalam merebut perhatian dan dukungan dari pihak kampus atau mahasiswa lainnya.
Strategi Manajemen Konflik
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan mahasiswa untuk mengelola konflik secara efektif:
1. Menghindari (Avoiding): Strategi ini melibatkan menghindari konfrontasi langsung. Ini bisa efektif untuk konflik kecil atau ketika emosi sedang memuncak. Namun, tidak boleh digunakan sebagai solusi jangka panjang karena dapat memperburuk masalah.
2. Mengakomodasi (Accommodating): Mahasiswa mungkin memilih untuk mengakomodasi kepentingan pihak lain demi menjaga hubungan baik. Meskipun dapat membantu meredakan situasi, strategi ini harus digunakan dengan hati-hati agar tidak mengorbankan kepentingan sendiri secara berlebihan.
3. Bersaing (Competing): Dalam beberapa situasi, mahasiswa mungkin perlu memperjuangkan kepentingannya dengan tegas. Namun, strategi ini harus digunakan dengan bijak untuk menghindari konflik yang lebih besar dan merusak hubungan.
4. Berkompromi (Compromising): Pendekatan ini melibatkan mencari jalan tengah yang dapat diterima oleh semua pihak. Ini sering kali efektif dalam menyelesaikan konflik secara cepat, tetapi mungkin tidak selalu menghasilkan solusi yang optimal.
5. Berkolaborasi (Collaborating):Â Strategi ini melibatkan kerja sama untuk menemukan solusi yang memenuhi kepentingan semua pihak. Ini adalah pendekatan terbaik untuk manajemen konflik jangka panjang karena mendorong komunikasi terbuka dan saling pengertian.
Implementasi di Lingkungan Mahasiswa
Untuk mengimplementasikan manajemen konflik secara efektif, kampus dan organisasi mahasiswa perlu memberikan pelatihan dan dukungan yang memadai. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Pelatihan Manajemen Konflik: Kampus dapat menyelenggarakan workshop atau seminar tentang manajemen konflik untuk mahasiswa. Pelatihan ini dapat mencakup keterampilan komunikasi, teknik negosiasi, dan strategi penyelesaian konflik.