Mohon tunggu...
Anjar Sugianto
Anjar Sugianto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siput Si Mulut Besar

24 Oktober 2017   04:44 Diperbarui: 24 Oktober 2017   06:27 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalian ingin bunuh diri? Sebentar lagi hujan turun, air akan memenuhi hulu dan membanjiri sungai. Bahkan dapat meluap hingga tepi sungai." Sahut merpati sambil terbang pergi menjahui sungai.

"Kamu juga ingin mengikuti merpati? Sana pergi saja. Akui saja kalau kamu itu lemah dan penakut. Hahaha." ejek Puput terhadap Mahmud.

"Bukannya aku seperti itu Put, tapi ada benarnya juga apa yang dikatakan merpati. Sebentar lagi hujan akan turun, sungai ini pasti akan meluap. Alangkah baiknya kalau kita sudahi saja permainan ini demi keselamatan kita." Ajak Mahmud.

"Tak usah berkata sok bijak begitu, Mud. Akui saja kalau kamu menyerah. Lagi pula cangkang ini juga dapat melindungiku dari apapun." Ucap Puput dengan sombong.

 "Terserah apa katamu" sahut Mahmud sambil melempar batu yang ia bawa. Mahmud mulai menjauhi tepi sungai. Seketika itu hujan turun dengan lebatnya. Terdengan suara gaduh dari hulu sungai. Dalam hitungan detik, air telah memenuhi sungai. Puput masuk ke dalam cangkang bermaksud melindungi diri dari banjir. Akan tetapi hempasan air sungai terlalu besar, rumah cangkang Puput tak mampu menahannya. Puput pun terseret gelombang banjir.anjar@2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun