Mohon tunggu...
anjar setyoko
anjar setyoko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Menulis adalah caraku untuk mengeluarkan isi kepala yang susah untuk aku keluarkan kepada orang sekitar melalui lisan

Do the best

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menilik Perkembangan Komunitas di Era Teknologi dan Media Sosial

14 Oktober 2016   08:55 Diperbarui: 17 Oktober 2016   14:36 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Dari Sky Garden Menara Danamon (Dokpri)

Komunitas di era digital seperti sekarang sudah mengalami pergeseran. Pergeseran komunitas pada Era konventional dulu dan era teknologi pada masa sekarang sangat kentara terlihat. Seperti pengalaman saya bahwa dulu untuk berinteraksi dengan suatu komunitas atau organisasi kita harus jauh-jauh pergi ke kantor sekretariat komunitas itu.  Sekarang dengan adanya media sosial tinggal mention di media sosial kita bisa mendapat arahan secara cepat dan mudah. Oleh sebab itu semua organisasi baik yang bersifat profit maupun non profit sudah wajib hukumnya untuk memiliki sosial.  

Pertanyaannya sekarang apa korelasi komunitas, media sosial dan dunia perbankan?? Sekarang mari kita kembali ke kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang ingin selalu berkumpul dan berkomunitas. Komunikasi melalui tatap muka sudah mulai berkurang pada generasi milenial sekarang. Semua kegiatan sudah menggunakan media sosial, pesan ojek, pesan makanan, bahkan pesan tukang pijat pun kini sudah menggunakan bantuan media sosial.    Sebelum dan bangun tidur kini semua orang mencari gadgetya. Fenomena ini menegaskan bahwa media sosial kini menjadi bagian yang tidak terpisahkan tidak terkecuali dunia perbankan.

Oleh karena itu, Bank danamon yang ingin selalu memberikan kemudahan terhadap para nasabahnya. Akhirnya bertransformasi untuk menghadapi era media sosial dengan membentuk sebuah struktur media sosial. Media sosial tidak hanya digunakan untuk berdiskusi atau rapat di kalangan internal danamon. Media sosial danamon berguna untuk berinteraksi dengan lingkungan eksternal, mengakrabkan diri dan sebagai jendela digital communication dengan masyarakat.

Infrastruktur Media Sosial Danamon (doc. Danamon)
Infrastruktur Media Sosial Danamon (doc. Danamon)
Lantas apa saja media sosial bank danamon dan bagaimana bank danamon membangun infrastruktur media sosial??  Untuk media sosial sebagai induk media perusahaan ada @danamon dibantu dengan hello danamon yang merupakan layanan perbankan untuk customers service. Layanan hello danamon responsif 24 jam bisa digunakan untuk mengatasi kejadian tidak terduga seperti kehilangan ATM, pertanyaan mengenai transaksi terakhir dan permasalahan lain. Selanjutnya untuk media sosial berdasarkan kebutuhan nasabah dibagi menjadi 2 yakni keperluan pribadi dan bisnis banking. Untuk keperluan pribadi media sosial danamon dibagi menjadi 2 :
  • My danamon yang berisi tips mengelola keuangan secara cerdas, info lifestyle sesuai kebutuhan dari individu.
  • Kartu danamon berisi tentang info mengenai promo kartu kredit dan debit dari . Untuk mendapatkan info promo kartu danamon

Selanjutnya untuk bisnis banking atau keperluan usaha ada 2 fasilitas media sosial :

  • danamon DSP (simpan pnjam), media sosial ini berisi tips membangun usaha mikro kecil dan menengah. Di dalamnya terdapat beberapa tips mendapatkan modal dan mengelola usaha menjadi besar.
  • danamon Biz berisi tentang tips, motivasi serta produk usaha,insight mengenai market, potensi bisnis kita ke depan serta cara mengelola keuangan usaha.

Media sosial dibuat untuk koordinasi dengan mudah dan murah tidak terbatas waktu. Pagi, siang, sore bahkan mungkin tengah malam sekalipun. Adanya media sosial di sebuah perusahaan perbankan juga akan mereduksi biaya. Kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke kantor danamon jika ada permasalahan cukup dengan sebuah smartphone dan koneksi internet solusi seputar masalah perbankan bisa segera teratasi.

Kiri Ke Kanan : Gandhy I Sastranaya, Andreas Aditya, Iskandar Zulkarnaen, Liviana Cherlisa (Dokpri)
Kiri Ke Kanan : Gandhy I Sastranaya, Andreas Aditya, Iskandar Zulkarnaen, Liviana Cherlisa (Dokpri)
Sambil mengikuti diskusi mendengarkan Mas gandhy I. Sastraneya selaku head online communication danamon menyampaikan presentasinya. Saya lihat tangan-tangan terampil para kompasiner berceloteh di twitter. Maklum kebiasaan di depan gadget memang tidak bisa dipisahkan. Tangan-tangan terampil kompasianer mampu untuk membuat hastag yang digunakan kala itu menempati trending topic kedua nasional. Hebat kan kompasianer.. Memang komunitas macam kompasianer memiliki basic dan kesamaan hobi untuk membuat konten. Baik itu melalui media sosial maupun kompasina sebagai platfoam media warga untuk memposting tulisan

Bapak iskandar zulkarnaen atau biasa disapa mas isjet sebagai sapaan akrab dari kompasianer mengaku peran media sosial sangat vital sebagai alat komunikasi dan promosi pada masa sekarang. Kompasiner sangat memerlukan media sosial sebagai alat untuk mengenalkan tulisan kepada khalayak umum. Saya yang tergabung di kompasiana menganggap sebuah tulisan di kompasiana dan media sosial seperti kendaraan dan bahan bakar. Dua hal yang saling berkaitan tidak bisa dipisahkan. Konten tulisan yang sudah dibuat untuk kemudian di share melalui media sosial sehingga akan mendatangkan pembaca.

Dari rumah besar kompasiana membentuk lagi sebuah perkumpulan yang lebih spesifik berdasarkan kesamaan hobi untuk menuangkan ide tulisan.  Yang fokus dan senang makan-makan bergabung di sebuah grup media sosial KPK (kompasianer penggila kuliner), yang senang nulis olahraga bergabung di Koprol (kompasianer penggila olahraga) dan khusus kompasianer perempuan membentuk sebuah media sosial ladisiana dan masih banyak lagi perkumpulan kompasinaer lain. Jadi bisa sharing di dalam satu media sosial berdasarkan kesamaanpassion dan karakter tulisan.

Senda Gurau Para Kompasiner ketika Sesi Tanya Jawab (Dokpri)
Senda Gurau Para Kompasiner ketika Sesi Tanya Jawab (Dokpri)
Sembari menyimak pembicara, ternyata gedung bank danamon lantai 22 ini lumayan dingin. Ditambah saya tidak membawa jaket waktu itu. Biar tambah hangat saya menyeduh kopi yang sudah tersedia di di bagian belakang.

Komunitas lain yang juga tidak bisa lepas dari peran media sosial yang hadir pada diskusi kali itu adalah nebengers. Sebuah komunitas yang berdiri pada 7 desember 2011 itu menerapkan konsep saling berbagi tumpangan untuk mengurangi kemacetan. Ketika Andreas Aditya selaku Founder nebengers membuka diskusi. Saya sempat teringat pada memori lama pada tahun 2008. Ketika itu motor saya masih 2 tak. Sebuah motor yang terkenal boros dengan konsumsi bahan bakar yang lumayan menguras kantong. Dengan memberi tumpangan kepada teman satu kampus bahan bakar bisa kita tanggung berdua (Waktu itu belum ada nebengers).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun