Mohon tunggu...
anjar setyoko
anjar setyoko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Menulis adalah caraku untuk mengeluarkan isi kepala yang susah untuk aku keluarkan kepada orang sekitar melalui lisan

Do the best

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Akademi Menulis PLN Ciptakan Hubungan Humanis PLN dengan Masyarakat

27 April 2016   14:44 Diperbarui: 28 April 2016   22:26 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka harus menjadi orang pertama di suatu daerah pasca bencana untuk memulihkan listrik yang padam. Jika listrik tidak cepat mengalir tentu akan berdampak kepada semua sektor seperti sektor kesehatan, perbankan pemerintahan dll. Meskipun masih ada potensi bencana susulan seperti gempa atau letusan gunung. Mereka tetap menembus tantangan itu demi memberi pasokan listrik ke masyarakat pasca bencana.

Para pegawai PLN juga harus bercengkrama dengan aliran tegangan tinggi sekitar 40.000 mega watt. Sedikit saja ceroboh melakukan pekerjaan. Dengan sekejap listrik itu akan menghanguskan badan mereka. Ketinggian tower SUTET (Saluran Tegangan Ekstra Tinggi) 70 sampai 80 meter. Para pegawai PLN rela bertaruh nyawa di ketinggian untuk memberi aliran listrik bagi masyarakat. 

Perjuangan pegawai lapangan PLN ini baru saya sadari ketika mendengarkan Bapak Grahita mempresentasikan check poinhasil magangnya. Sebelumnya saya hanya bisa mengeluh bahkan menghujat ketika aliran listrik mati.  Ternyata mereka sudah berusaha keras untuk mewujudkan Indonesia menyala. Memang bukan sesuatu yang mudah untuk mengakomodir aliran listrik seantero negeri dengan penduduk 230.000.000 jiwa. Perlu proses dan kerja keras untuk mewujudkan Indonesia menyala. Masyarakat juga tidak lantas berdiam diri. Kita juga bisa turut andil dalam mendukung program PLN apapun kemampuan kita. Bisa lewat tulisan atau hidup hemat listrik.   

Jika anda dulu sering mengeluh sama seperti saya. Sekarang lihat perbandingan listrik menyala dan listrik mati. Jika dibandingkan dalam satu bulan mungkin hanya satu jam listrik padam. Tetapi saya lebih melihat satu jam pemadaman sebagai suatu masalah besar yang dilakukan oleh PLN dibandingkan listrik menyala selama satu bulan itu. Kita tidak memandang listrik menyala setiap hari adalah berkat kerja keras dari PLN. Sungguh peliklah pikiran saya karena hanya memandang titik hitam kecil diantara warna putih di sekeliling yang mendominasi.

ldld-572068df307a61f806388da4.jpg
ldld-572068df307a61f806388da4.jpg
Emmilia Tobing Pemenang Akademi Menulis PLN 

Acara ditutup dengan pengumuman pemenang peserta akademi menulis PLN terbaik. Jawara akademi menulis PLN jatuh kepada mbak Emmilia Tobing yang juga presentator di ruangan Diponegoro. Pulang dari acara coverage akademi menulis PLN. Saya lebih instropeksi diri. Bahwa PLN tidak berdiam diri dan terus bekerja keras all out dalam melayani masyarakat. Para peserta akademi menulis akan terus memantapkan karya tulis dan memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menyampaikan berita positif di regional PLN masing-masing. Kemajuan Humas PLN tentu menjadi bekal berharga untuk membina hubungan yang humanis dengan masyarakat melalui karya artikel, video dan foto. Dengan konten yang persuasif yang telah dipelajari selama magang bersama kompasiana. Diharapkan komunikasi bisa berjalan lebih efektif kepada masyarakat.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun