Mohon tunggu...
anjar setyoko
anjar setyoko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Menulis adalah caraku untuk mengeluarkan isi kepala yang susah untuk aku keluarkan kepada orang sekitar melalui lisan

Do the best

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Buku Hidup yang Lebih Berarti, Sebuah Panggilan untuk Berdayakan Masyarakat

22 April 2016   16:49 Diperbarui: 22 April 2016   17:01 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Hidup Lebih Yang Berarti menceritakan tokoh inspiratif yang berpengaruh di setiap daerah. Buku ini dibuat oleh 20 kompasianer yang mengangkat tokoh-tokoh pemberdayaan di daerah sekitar mereka. Buku yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo itu terdiri dari 190 halaman. Isi dalam buku membuat kita sebagai pembaca mendapat suntikan semangat karena bahasa dan kalimat yang memotivasi. Dari awal membuka buku anda akan disuguhkan sebuah pengantar yang membuat anda larut dalam kata-kata yang dibuat kang Pepih Nugraha. . Kang pepih menulis sebuah pengantar dengan melibatkan contoh nyata yang memang bisa memberdayakan masyarakat sekitar melalui ide-ide yang brilian.

[caption caption="Buku Hidup Yang Lebih Berarti"]

[/caption]Banyak diantara kita yang beranggapan bahwa tokoh inspiratif akan muncul dari kalangan menengah atas yang mempunyai pengetahuan dan pendidikan tinggi. Dengan buku hidup yang lebih berarti anggapan itu ternyata salah. Ternyata tidak sedikit pula tokoh inspiratif Indonesia yang justru muncul dari orang menengah ke bawah. Seperti diceritakan oleh Isroi salah salah satu kompasianer yang ikut menulis cerita di buku Hidup yang Lebih Berarti. Isroi bercerita bahwa untuk memberdayakan masyarakat cukup dengan kemampuan dan kemauan kita. Bapak Dominggus Nones dengan kapasitasnya yang tidak lulus lulus SD. Namun bisa mengakomodir 3505 petani dengan omzet 31,5 M.

Bapak Dominggus Nones berprofesi sebagai petani pala dan kelapa. Beliau memasarkan hasil panen pala ke pengepul di desanya. Harganya pala berfluktuatif kadang tinggi namun tak jarang harganya turun drastis. Terkadang saking turunya harga pala. Beliau membiarkan buah pala di kebun berjatuhan dan membusuk.  Sampai pada suatu saat Bapak Dominggus mendapat tawaran menyuplai pala ke jakarta 800 ton per tahun. Karena kapasitas kebun tidak mencukupi beliau membentuk komunitas untuk memenuhi permintaan.  Om Minggus membuktikan bahwa untuk memberdayakan masyarakat sekitar kita. Cukup dengan kemampuan dan kemauan yang kita punya. Pendidikan dan pengetahuan tidak menjadi penghalang kita untuk tetap bisa memberikan sebuah manfaat dan nilai lebih untuk orang lain. Bukti nyatanya beliau berhasil mengangkat harga pala di Halmahera padahal dia hanya lulusan SD.  

[caption caption="bapak Dominggus : Salah Satu Tokoh Inspiratif di Buku Hidup yang Lebih Berarti "]

[/caption]Kompasiner majawati oen yang hadir pada peluncuran buku. Juga turut mengisahkan cerita berjudul “Karena komunitas Wiwik dan Indra bukan lagi ibu rumah tangga biasa”. Peran sebuah komunitas melalui daya komunitas BTPN mampu merubah Ibu Wiwik dan Bu Indra menjadi seorang yang mandiri dan  mampu berpenghasilan besar. 

Sebelum mengikuti komunitas Ibu Wiwik dan Ibu Indra bekerja menjadi karyawan jahit. Perjuangan setiap hari dirasa tidak sepadan dengan jerih payahnya yang bisa menghasilkan 3 sampai 4 buah gaun di tempat kerjanya. Akhirnya mereka berdua mendapat tawaran untuk menjadi nasabah bank BTPN dengan pinjaman modal usaha. Komunitas pun di bentuk oleh Ibu Wiwik dan Ibu Indra di tempat mereka tinggal masing-masing. Ibu Wiwik dan Ibu Indra menjalankan komunitas dengan dibantu oleh fasilitator lapangan. 

Dari mulai pembuatan produk sampai pada pemasaran. Pelatihan setiap bulan pun mereka ikuti untuk menambah skill dan kualitas produk . Program daya tumbuh komunitas BTPN telah mampu mengentaskan kalangan pra sejahtera. Mereka mengalami perubahan gaya hidup dan mengalami pertumbuhan ekonomi  sebanding dengan jerih payah yang  mereka lakukan.

[caption caption="Beberapa Tokoh Pemberdayaan yang ada dalam buku Hidup yang Lebih Berarti"]

[/caption]Selain dua tulisan yang dibuat oleh majawati oen tentang Ibu Wiwik dan Ibu Indra merintis sebuah usaha serta tulisan Isroi tentang Bapak Dominggus Nones mengkoordinir 3505 petani. Masih ada 18 kompasianer lain yang turut andil dalam pembuatan buku Hidup yang lebih berarti. Ke 18 kompasianer itu membuat cerita yang berbeda-beda terfokus untuk menyebarkan semangat pemberdayaan Indonesia. Ke 18 kompasianer terlibat dalam penulisan buku ini antara lain adalah Afandi Sido, Dodi Kasman, Nanang Diyanto, Hadi Santoso, Gatot Swandito, Mubarok, Agung Budi Santosa, Singgih Swasono, Hendra Wardhana, , Dhanang Dave, Khairunisa Maslichul, Akhmat Fatkhulamin, Iskandar Zulkarnaen,Evrina Budiastuti, Agung Sony, Didno, Nia Ayu Anggraeni, Fifin Nurdiayana.

Kata-kata dalam buku hidup yang lebih berarti sangat mudah dipahami dengan beberapa quote motivasi. Seperti pada petikan kata “Selama saya masih diberi kesempatan, diberi kesehatan dan umur panjang, InsyaAllah  saya akan terus bergabung dengan masyarakat.”  kata-kata yang syarat makna dan menjadi sebuah lecutan untuk bisa berguna bagi orang lain selama nyawa masih dikandung badan. Buku Hidup yang lebih Berarti ini merupakan sebuah panggilan lirih kepada kita semua untuk memberdayakan masyarakat di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun