Ngekos menjadi suatu yang akrab dikalangan mahasiswa. Apalagi mahasiswa luar provinsi atau luar pulau seperti yang saya alami sekarang. Saya ngekos dalam satu rumah bersama dengan 3 orang teman satu kampus. Kos tempat saya tinggal masih menggunakan listrik pasca bayar. uang kos yang saya bayarkan ke ibu kos belum termasuk pembayaran uang listrik. Hal demikian lebih kami pilih karena bisa lebih berhemat dan bisa mengetahui pengeluaran listrik selama satu bulan.
Suatu ketika uang kami sudah menipis sementara kebutuhan masih banyak yang harus dipenuhi. Kami berempat lupa membayar listrik bulanan sampai melebihi ambang batas toleransi PLN. Akhirnya listrik kos untuk sementara waktu disegel sampai kami membayar tagihan bulanan plus denda yang dikenakan. Mengetahui kejadian itu, ibu kost sempat memberi sentilan amarah kepada seisi rumah. Bagaimana ibu kost tidak marah..? sebelumnya dia sudah menawarkan jika belum ada uang bisa meminjam ke beliau. Namun kami tidak ada yang bersuara satupun.
Setelah kejadian itu selang beberapa bulan ibu kost mengganti listrik yang sebelumnya listrik pasca bayar diganti menjadi listrik prabayar. Alasan yang mendasari ibu kost migrasi ke listrik prabayar adalah jika habis daya listrik atau token pulsa. PLN tidak akan langsung melakukan penyegelan seperti halnya listrik pasca bayar. Hanya akan ada pemadaman sementara sampai pulsa listrik diisi ulang. Alasan lain listrik prabayar diambil karena ibu kos ingin pengguni kosnya tertib bayar listrik.
Hanya butuh waktu sehari kontrakan kami sudah menjelma menjadi pengguna listrik prabayar. Perlu adaptasi sejenak untuk menggunakan listrik ini. Berbeda dengan listrik pasca bayar yang berbentuk kotak panjang dengan meteran analog. Listrik prabayar ini dilengkapi dengan tombol nomor seperti telepon umum. Tombol nomor itu adalah tombol untuk memasukkkan digit angka token guna mengisi pulsa listrik.
[caption caption="Cerita Kami Menggunakan Listrik Pintar PLN"][/caption]Saya masih ingat betul pertama kali membeli token listrik di sebuah gerai dengan nominal Rp 50.000. Saya hanya diberi digit angka seperti halnya beli pulsa gesek. Selanjutnya tinggal menginput nomor angka yang yang sudah diberikan. Menjalani hidup dengan listrik PLN prabayar timbul beberapa persepsi dalam benak saya terkait dengan sebutan “Listrik Pintar” yang disandang sebagai nama listrik prabayar oleh PLN.
1. Pintar Karena Lebih Hemat
Sebenarnya untuk perhitungan meter KWH listrik pintar dan listrik analog itu sama saja harganya. Lantas apa yang membuat listrik pintar jadi lebih hemat?? Kami bisa mengetahui secara jelas daya yang terpakai dan sisa daya yang masih bisa dipakai. Jika biasanya listrik pasca bayar tidak bisa mengetahui secara langsung daya listrik yang dipakai. Tiba-tiba di akhir bulan tagihan membengkak. Dengan adanya angka digital yang tertera di meteran listrik prabayar. Saya bisa memprediksi dan mengetahui secara langsung pemakaian listrik dalam satu bulan.
Jika pulsa listrik terlihat sudah menunjukan 20 KWH maka penghematan total harus dilakukan. Kami biasa menyebut fase penghematan total ini dengan sebutan masa paceklik listrik. Terlebih ketika pulsa listrik menunjukkan angka sepuluh ribu dan uang kiriman orang tua belum juga datang. Maka pemberlakuan fase paceklik ini benar-benar terjadi. Baju yang biasanya disetrika, waktu paceklik kami langsung pakai tanpa perlu menyetrika. Belajar yang tadinya menggunakan lampu belajar masing-masing. Kini berubah menjad belajar di ruang tamu. Dengan memakai lampu tamu yang lebih terang. Kami bisa menggunakan satu lampu itu bersama-sama.
[caption caption="Sistem Digital Yang Memudahkan Kita mengetahui Sisa Daya Listrik"]
2. Pintar Karena Ada Pengingat Otomotis
Tittt….tittt….tittt alarm suara pemberitahuan listrik berbunyi. Meteran listrik berbunyi secara otomatis setiap daya 20 KWH. Suara meteran listrik pintar ini sebagai pengingat bahwa pulsa listrik hampir habis dan mengisyaratkan supaya cepat diisi ulang. Bunyi yang terus menerus dan khas itu membuat gengsi tersendiri bagi kami. Terlebih banyak tetangga kiri kanan yang selalu memperhatikan. Kadang-kadang kami sampai ditegur supaya cepat-cepat isi ulang pulsa lisrik. Bunyi seperti ini tidak ada di listrik pasca bayar yang dulu kami gunakan di kos. Akibatnya kami sering telat untuk membayar tagihan listrik.
Dengan adanya pengingat otomatis ini kami selalu mawas dengan KWH meteran. Kami lebih peduli terhadap energi listrik yang digunakan setiap harinya. Setiap kali daya sudah menunjukkan 25 KWH kami langsung cepat-cepat mengisi karena gengsi jika alarm berbunyi kemudian didengar tetangga. Apalagi yang mendengar alarm itu adalah anak tetangga yang mempunyai paras cantik. Bisa-bisa pamor perjaka tangguh kami turun 90 derajat.
Saking pedulinya dengan pemakaian listrik. Kami berempat memiliki target tersendiri dalam pemakaian daya listrik. Untuk pulsa listrik 50.000, tidak boleh habis kurang dari satu bulan. Setiap seminggu sekali kami hitung jumlah pemakaian daya. Jika minggu pertama membengkak otomatis di minggu kedua kami harus berhemat. Dengan cara demikian penggunaan listrik bisa lebih hemat dan pengeluaran uang bisa kami minimalisir.
3. Pintar Karena Bisa Jualan
Satu hal yang paling menguntungkan dengan datangnya listrik pintar adalah kita bisa membuka usaha. Ya., usaha jualan token listrik. Seperti yang saya lakukan sehari-hari. berawal dari rutinitas membeli token listrik di sebuah gerai. Saya terpikir untuk menjual token listrik PLN itung-itung nambah pemasukan bulanan. Hal ini saya lakukan untuk mengkombinasikan usaha jualan pulsa yang saya lakoni sebelumnya dengan usaha jualan token pulsa listrik pintar.
Prospek jualan token listrik lumayan menggiurkan. Semakin lama pengguna listrik pintar semakin bertambah. Berbanding lurus dengan itu, kebutuhan akan pulsa listrik juga mengalami peningkatan. Alhasil keuntungan perbulan terus bertambah. Keuntungan itu bisa saya gunakan untuk membayar kos bahkan untuk ditabung. Dengan demikian listrik pintar bisa sedikit meringankan beban orang tua saya yang biasa mengirimkan uang bulanan.
4. Pintar Karena Lebih Praktis
Dulu ketika menggunakan listrik pasca bayar saya harus membayar ke swalayan seperi alfamart, indomaret atau PLN terdekat. Setelah bermigrasi menggunakan listrik pintar. Tidak perlu bayar jauh-jauh untuk membayar tagihan listrik. Hanya dengan membeli pulsa listrik di gerai terdekat KWH listrik sudah terisi kembali. Terlebih sekarang saya menjual token pulsa listrik. Jika habis tinggal patungan dengan teman satu kos langsung isi sendiri.
Petugas PLN juga tidak perlu repot-repot inspeksi meteran listrik rumah satu per satu. Hanya untuk menghitung pemakain daya listrik. Dengan listrik pintar semua pengoperasian meteran listrik bisa dilakukan langsung oleh pemilik rumah. Di zaman yang serba digital seperti sekarang. Kami juga bisa menggunakan aplikasi untuk memudahkan membeli token listrik. Aplikasi itu bisa kita download melalui google apps play store yang ada di android. Dengan demikian listrik pintar dikemas untuk kemudahan dan kepraktisan pelanggan.
[caption caption="Listrik Pintar PLN Di Kos Kami"]
Bagai bumi dan langit. Kenikmatan listrik yang saya rasakan di Jakarta tempat saya merantau kuliah ini tidak saya rasakan ketika saya pulang kampung ke Mulyoharjo, Pamukan Utara Kalimantan Selatan. Jangankan listrik pintar, listrik tersalurkan di kampung terjadi hanya pada malam hari. Menyala sehari penuh jika hari libur nasional. Pembangkit listrik di PLN Sebangau masih menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
Listrik merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan semua orang. Hampir semua sektor kini menggunakan peralatan yang menggunakan listrik. Apa jadinya jika listrik ini mengalir hanya malam hari, atau tidak ada listrik sama sekali karena terjadi pemadaman bergelir. Tentu kami akan mengalami keterbelakangan dari segala informasi yang ada di media maupun segala alat listrik yang kami gunakan. Fenomena ini tentu sangat kontra produktif dengan menuju Indonesia terang yang telah dicanangkan. Kami hanya ingin listrik mengalir 24 jam penuh. Jika listrik sudah mengalir maka pembangunan sektor lain bisa lebih berkembang. Termasuk penggunaa litrik pintar untuk nusantara.
Saya yakin bahwa masih ada daerah pesisir di Indonesia yang belum menikmati listrik di tengah kegemerlapan kota Jakarta. Terutama di daerah luar jawa. Jika masih belum ada anggaran atau kesempatan untuk mengaliri listrik di desa tempat saya tinggal. saya hanya ingin diberi edukasi atau sosialisasi cara membuat pembangkit listrik sederhana di rumah sendiri. Dengan tenaga surya misalnya ataupun dengan kincir angin.
Kebutuhan listrik ini demi keberlangsungan tumbuh kembang anak bangsa. Terutama pada proses belajar. Sudah zamannya laptop dan internet serta peralatan yang lain yang mendukung proses belajar yang perlu aliran listrik. Mudah-mudahan ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dalam hal pemerataaan listrik menuju Indonesia terang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H