Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi : SD Negeri 1 Tegalpanjang
Lingkup Pendidikan : Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai : Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gagasan pokok dan gagasan pendukung pada pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Games Learning di kelas IV SDN 1 Tegalpanjang,Kecamatan Sucinaraja Kabupaten Garut.
Penulis : Anjani Nur Indahsari
Tanggal : 19 Januari 2023
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya pemahaman siswa kelas IV di SDN 1 Tegalpanjang pada materi gagasan pokok dan gagasan pendukung dibuktikan dengan ketuntasan hasil belajar siswa yang mencapai hanya 13 atau sekitar 40,6%, sedangkan sisanya yaitu 19 orang siswa atau sekitar 59,3 % nilai ulangan hariannya masih di bawah yang sudah ditentukan yaitu 75. Menurut (Budiningtyas, 2022) ada dua faktor yang menyebabkan dari kesulitan belajar siswa dalam menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung yaitu;
Pertama faktor eksternal meliputi pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, kurang maksimalnya dalam memanfaatkan media pembelajaran.
Kedua faktor internal meliputi siswa belum memahami pengertian dari gagasan penjelas/pendukung, kurangnya kosakata yang dimiliki, kesulitan jika menemukan kalimat yang panjang, dan teknik-teknik dalam menemukan ide pokok teks bacaan.
Berdasarkan kajian literatur dan hasil wawancara yang saya lakukan, beberapa faktor penyebab masalahnya adalah siswa kurang aktif dan sulit berkonsentrasi saat pembelajaran, siswa kurang memahami materi tentang gagasan pokok dan pendukung, selama ini pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, kurang maksimalnya dalam memanfaatkan media pembelajaran, siswa belum memahami pengertian dari gagasan penjelas/pendukung, kurangnya teknik-teknik dalam menemukan gagasan pokok pada teks bacaan, tidak bisa membedakan kalimat mana yang menjelaskan dan mana kalimat yang dijelaskan (kalimat inti), siswa kurang cermat dalam membaca sebuah paragraf atau teks bacaan.
Apabila tidak ada inovasi pada proses pembelajaran, maka kondisi seperti ini akan terus berlanjut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, saya menerapkan model pembelajaran Problem based Learning (PBL) dengan berbantuan Games Learning ”Pos Petualangan” sebagai alternatif solusi. Karena model pembelajaran ini dapat melatih peserta didik berpikir kritis dalam keterampilan memecahkan permasalahan yang kontekstual yang nantinya peserta didik akan mendapatkan pengetahuan yang baru dalam proses pemecahan masalah.
Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena saya merasa bahwa di luar sana masih banyak rekan guru mengalami permasalahan sama seperti yang saya alami, oleh karena itu praktik ini perlu saya bagikan sebagai motivasi bagi diri saya sendiri serta diharapkan dapat menjadi referensi bagi rekan guru yang lain. Menurut Isti Nur Hayanah, dkk (2019) menerangkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan berbantuan Games Learning adalah pembelajaran yang efektif, karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok. Keuntungan dari model belajar PBL dengan berbantuan Games Learning, yaitu:
1)Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2)Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3)Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata.
4)Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5)Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6)Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7)Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8)Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata (Sanjaya, 2007).
Selain mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa, penerapan model pembelajaran PBL dengan perbantuan Games Learning juga mampu memberikan perasaan senang dan saling kolaborasi dengan siswa lainnya sehingga memicu siswa untuk bersemangat dan aktif dalam mengatasi permasalahan di lingkungan sekitar sesuai dengan pengalaman dan pemahaman siswa.
Dalam praktik ini, saya mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan penggunaan metode, model serta media yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Mempersiapkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?
Beberapa tantangan yang saya hadapi saat melaksanakan praktik ini adalah siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok, masih ada peserta didik yang belum percaya diri untuk tampil mempresentasikan hasil laporannya.
Fasilitas pendukung berupa jaringan internet di sekolah kurang baik, karena lokasi kelas berada paling belakang sehingga tidak terjangkau akses WIFI sekolah,dan kurangnya pemanfaatan TPACK di kelas. Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan berbagai cara seperti menerapkan media yang sesuai dengan gaya belajar siswa serta model pembelajaran lainnya yang mendukung.