Shaukat Nawaz Mir, ketua Komite Aksi Gabungan Awami (JAAC) Jammu Kashmir, menyebut pemerintah "tidak kompeten" dan menurutnya "gagal melayani rakyat". Empat orang tewas setelah pasukan Pakistan menembakkan peluru ke arah para pengunjuk rasa, yang mengungkapkan kemarahan mereka atas harga komoditas pangan dan listrik yang tidak tertahankan. Sejak itu, protes berubah menjadi gerakan publik yang meluas.
Di tengah kerusuhan yang terus terjadi, layanan internet dihentikan, sementara sekolah dan perguruan tinggi tetap ditutup meskipun Islamabad telah mengerahkan lebih banyak personel keamanan.
Protes di Kashmir berlangsung damai sampai pasukan Pakistan melepaskan tembakan ke arah mereka. Masyarakat menyalahkan pemerintah Islamabad dan kepala agen mata-mata Pakistan Inter-Services Intelligence (ISI) Nadeem Anjum atas protes yang berubah menjadi kekerasan. "Jika pemerintah di Islamabad tidak tahu siapa yang memerintahkan Rangers untuk menembaki pengunjuk rasa damai di Azad Kashmir, maka hanya ada satu penjelasan. Nadeem Anjum mengendalikan langsung agen provokator yang memicu ketakutan dan kekerasan terhadap protes damai," kata komentator publik Zeeshan Khan.
Dewan Kashmir Eropa yang berbasis di Brussels menuntut penyelidikan yang tidak memihak atas kematian para pengunjuk rasa yang damai. Warga Kashmir mengecam media Pakistan karena mengabaikan protes yang meluas di wilayah Gilgit-Baltistan dan Kashmir.
"Media DAJALI Pakistan benar-benar diam; situasi di Azad Kashmir berangsur-angsur memburuk, namun masih ada peluang bagi media Pakistan untuk menampilkan segalanya. Terkutuklah kamu dan para pengelolamu," kata seorang pengacara bernama Gillani Syed di X (sebelumnya Twitter).
Menurut situs berita BBC, empat orang tewas dan 100 lainnya terluka setelah bentrokan sengit dengan pihak berwenang di Kashmir yang diperintah Pakistan pada bulan Mei.
Ribuan orang turun ke jalan memprotes kenaikan harga tepung dan listrik.
Menurut surat kabar Kashmir Times, video yang diposting di media sosial terutama X mengutip Komite Aksi Gabungan Awami Jammu Kashmir mengklaim bahwa Penjaga Hutan Pakistan, pasukan para-militer telah dibawa keluar dari Kashmir yang diperintah Pakistan. Mereka dipanggil untuk membantu pemerintahan sipil untuk mengendalikan situasi setelah terjadi insiden kekerasan, pembakaran dan penyerangan terhadap petugas polisi.
Penyelenggara membatalkan protes pada tanggal 14 Mei, sehari setelah Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menawarkan subsidi senilai 24 miliar rupee (AS$86 juta).
"Pemerintah telah menerima semua tuntutan kami," lapor BBC mengutip Shaukat Nawaz Mir, salah satu aktivis yang memimpin demonstrasi tersebut.