"Saya juga berharap dapat meningkatkan saling pengertian dan rekonsiliasi melalui pertukaran dan kerja sama dengan China [...] dan bergerak menuju posisi damai dan kemakmuran bersama," lapor situs france24.com mengutip ucapan Lai di Taipei.
Lai, yang dilantik pada tanggal 20 Mei, sebelumnya meminta China untuk menjaga perdamaian dan ia siap untuk menghadapi intimidasi dari Beijing.
"Menghadapi tantangan dan ancaman eksternal, kami akan terus menjaga nilai-nilai kebebasan dan demokrasi," lapor Associated Press mengutip pernyataan Lai.
Pertahanan Nasional Taiwan mengecam keras latihan tersebut, menyebutnya sebagai "provokasi dan tindakan tidak rasional yang merusak perdamaian dan stabilitas regional" dan menambahkan bahwa pihaknya telah mengirimkan pasukan laut, udara dan darat sebagai tanggapan.
"Kami siap, dengan kemauan yang kuat dan pengendalian diri. Kami tidak mencari konflik, namun kami tidak akan menghindar dari konflik. Kami memiliki kepercayaan diri untuk menjaga keamanan nasional kami," lapor The Japan Times mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.
Indonesia yang menganut kebijakan "Satu China" tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan namun memiliki hubungan ekonomi yang kuat. Sekitar 400.000 orang Indonesia saat ini tinggal di Taiwan. Jika terjadi konflik antara China dan Taiwan, kehidupan 400.000 warga Indonesia berada dalam risiko tinggi.
"Taipei Economic and Trade Office [TETO] Indonesia menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk mendukung pemeliharaan status quo secara damai di Selat Taiwan dan mendesak Tiongkok untuk kembali melakukan pengendalian diri yang rasional, serta segera menghentikan latihan militer yang secara sepihak merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo- Pasifik," kata TETO dalam siaran persnya.
"Aktivitas militer Tiongkok terus mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan, selain merusak perdamaian di kawasan Selat Taiwan, juga membahayakan keselamatan WNI di Taiwan."
Komunis China mengatakan bahwa Taiwan yang demokratis adalah provinsi yang membangkang dan ingin menyatukannya dengan daratan jika perlu dengan kekerasan, sementara Taiwan menyebut dirinya sebagai negara merdeka dengan pemerintahan sendiri.
Latihan militer China minggu lalu bertujuan untuk menghukum Presiden Lai, yang terpilih pada pemilu Januari 2024, karena pandangannya yang separatis dan independen. Mereka menyebut Lai sebagai "separatis berbahaya".