Oleh Veeramalla Anjaiah
Beberapa warga Pakistan terkenal dengan radikalisme agama dan terorismenya. Kini beberapa warga Pakistan pun mulai menjadi penyelundup global di berbagai negara.
Menurut media digital Al Arabiya Post, warga negara Pakistan menjalankan jaringan penyelundupan global mulai dari memasok suku cadang rudal, mata uang palsu, hingga perdagangan manusia.
Polisi Spanyol baru-baru ini membongkar penipuan mata uang palsu global dengan menangkap beberapa warga Pakistan yang telah memasok uang kertas 100 euro senilai AS$1,1 juta ke seluruh Eropa dan sekitarnya.
"Para gangster Pakistan membuat uang kertas dengan tangan, menggunakan tinta khusus, tanda air dan elemen berbeda untuk mekanisme deteksi penipuan. Para gangster itu bermarkas di Naples, Roma dan Barcelona. Uang palsu tersebut didistribusikan di Italia, Prancis, Yunani dan Spanyol. Otoritas kepolisian di Spanyol, Italia dan Yunani diberitahu pada bulan November lalu ketika sejumlah besar uang palsu ditemukan beredar di Barcelona. Penangkapan dilakukan di bandara Barcelona dan stasiun bus kota ketika para distributor ditemukan membawa uang kertas palsu senilai 70.000 euro," lapor Al Arabiya Post beberapa waktu lalu.
Pada bulan Maret, terjadi gelombang perdagangan manusia global Pakistan di Italia.
Setidaknya sembilan anggota geng tersebut, yang merupakan warga Pakistan, ditahan karena menyelundupkan migran di sepanjang Jalan Balkan. Mereka yang ditangkap adalah bagian dari organisasi kriminal yang terlibat dalam membawa migrasi ilegal di sepanjang jalur Balkan. Para gangster tersebut juga kedapatan mengintimidasi korban premanisme mereka yang malang.
Bulan lalu, jaringan perdagangan manusia yang terorganisir baik yang terdiri dari warga Pakistan dan warga negara lain terdeteksi di Siprus. Jaringan kriminal ini memfasilitasi migrasi ilegal ke Uni Eropa (UE) melalui pernikahan palsu. Dengan menggunakan akta nikah palsu, geng tersebut membantu para imigran untuk mendapatkan izin tinggal dari negara ketiga yang digunakan untuk bepergian ke negara-negara Eropa lainnya. Pernikahan palsu tersebut terjadi di Siprus.
Pada bulan Juni tahun lalu, setidaknya tujuh anggota jaringan perdagangan manusia global ditangkap setelah masyarakat internasional protes atas tenggelamnya kapal penyelundup yang penuh sesak di lepas pantai Yunani yang mengakibatkan hilangnya lebih dari 500 migran, termasuk warga Pakistan. Kelompok tersebut, menurut polisi, terlibat dalam penyelundupan warga Pakistan ke Eropa. Lebih dari 30 warga Pakistan yang terlibat dalam keributan global kemudian ditangkap.Â
Pada tahun 2021, jaringan penipuan internet global yang besar ditemukan di Karachi, Pakistan, ketika penyelidik internasional menemukan "kasus pencucian uang terbesar dalam sejarah Pakistan". Digitonics Labs yang berbasis di Karachi telah menjalankan lebih dari 200 situs web palsu, menjual sertifikat merek dagang USPTO palsu.
Pada bulan Januari tahun ini, menurut Al Arabiya Post, otoritas Angkatan Laut AS menemukan jaringan penyelundupan global lainnya yang melibatkan warga Pakistan. Mereka diketahui menyelundupkan suku cadang rudal berteknologi tinggi dari Iran ke Yaman. Sejumlah besar suku cadang senjata ditemukan di kapal tempat penyelundupan dilakukan. Investigasi selanjutnya menemukan bahwa bagian-bagian rudal dan peralatan lainnya dikirim dari pelabuhan Iran dan kapal tersebut bergerak menuju Yaman dari mana bahan-bahan tersebut akan diangkut ke pemberontak Houthi yang melawan pasukan maritim AS menggunakan Laut Merah.
Tahun lalu polisi di Pakistan telah menggerebek jaringan pengambilan organ yang dilakukan oleh seorang dokter terkenal, sebuah laporan di CNN mengatakan. Delapan orang telah ditangkap karena melakukan operasi pengangkatan ginjal dari ratusan pasien orang kaya yang membutuhkan transplantasi. Polisi mengidentifikasi gembongnya sebagai "Dr. Fawad", yang dituduh melakukan 328 operasi semacam itu dan menjualnya dengan harga $34.000.
Peristiwa-peristiwa di atas hanyalah puncak dari gunung es. Aksi penyelundupan transnasional yang dilakukan oleh Pakistan kini sudah menjadi sebuah fenomena global.
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H